Tidak hanya itu, Rudy juga mengatakan pihak hotel ikut menaikkan harga mengikuti harga yang dilepas para hotel kompetitor. Apalagi tidak semua kamar akan dilepas, sehingga peluang kamar yang masih kosong mengalami kenaikan harga.
Rudy meminta agar pemerintah bersikap tegas mengingatkan pihak hotel untuk tidak menaikan tarif kamar di atas kewajaran, karena itu akan berdampak pada citra pariwisata NTB ke depannya. Apalagi, event di Sirkuit Mandalika tidak hanya MotoGP, namun memiliki banyak event balapan di bulan berbeda.
“Pemerintah harus turun tangan. Tindak tegas para makelar kamar, dan tegur hotel yang naikan tarif di atas batas kewajaran,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Ni Ketut Wolini, mengatakan hampir semua kamar di Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kota Mataram penuh menjelang MotoGP.
“Untuk di Lombok Barat, Lombok Tengah dan Kota Mataram kalau hotel bintang dua sampai lima semua sudah penuh. Tapi hotel melati dan homestay masih banyak yang kosong,” ujarnya.
Namun di Lombok Timur dan Lombok Utara masih banyak kamar yang belum dipesan khusus saat MotoGP Mandalika. (ANTARA)
“Khusus Lombok Utara khususnya tiga Gili belum bergerak (masih kosong) termasuk Lombok Timur juga sama,” katanya.