Teka Teki Tewasnya Bule Inggris Matt Harper di Bali, Ini Kronologi Lengkap Versi Polisi

Dalam memastikan penyebab tewasnya pria Inggris ini, polisi melakukan pemeriksaan terhadap 7 orang saksi termasuk saksi ahli forensik

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 19 Januari 2022 | 18:05 WIB
Teka Teki Tewasnya Bule Inggris Matt Harper di Bali, Ini Kronologi Lengkap Versi Polisi
Press release oleh Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Pandjaitan mengungkap tewasnya Bule Inggris Mat Harper di Mapolresta Denpasar, Bali pada Rabu 19 Januari 2022. [SuaraBali.id/Yosef Rian]

SuaraBali.id - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar membantah isu yang diberitakan media asal Inggris The Sun, bahwa Warga Negara Asing (WNA) asal Inggris, Harper Matthew (48) tewas karena dibunuh.

Fakta dari hasil autopsi menyebutkan bahwa Harper meninggal dunia akibat bunuh diri dengan sejumlah luka tusuk dan satu luka tusuk di bagian vital, korban diperkirakan meninggal dunia saat proses perjalanan menuju rumah sakit.

Peristiwa ini terjadi di dapur tempat tinggal sementaranya di Perumahan Samatha Citra Kuta, Blok A/8, Lingkungan Taman Giri Mumbul, Benoa, Kuta Selatan, Badung, Bali, pada Kamis (13/1/2022) pagi.

Sebagaimana dipaparkan Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan saat press release di Halaman Mapolresta Denpasar, Bali, pada Rabu (19/1/2022), diduga saat melakukan aksi bunuh dirinya, pelaku mengunci pintu rumah.

"Penyebab kematian ada luka tusuk perut kanan bawah memutus pembuluh darah besar arteri yang dilakukan oleh pelaku sendiri, kita simpulkan dari keterangan saksi dan bukti-bukti pemeriksaan meninggalnya akibat bunuh diri," jelasnya.

Tak hanya di perut bagian kanan bawah, polisi juga mendapati sejumlah luka di beberapa bagian tubuh lain yang menjadi upaya korban dalam bunuh diri namun dari luka tusuk digambarkan Harper sempat ragu-ragu untuk mengakhiri hidupnya.

Kuatnya analisa Harper melakukan tindak bunuh diri juga terlihat dari jumlah darah yang tertimbun di dalam rongga perut sebanyak 950 mililiter (ml), polisi pun tidak menemukan banyak darah di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Banyaknya darah dalam rongga perut juga mengindikasikan adanya keragu-raguan dalam melakukan aksi bunuh diri, Berbeda halnya dengan kasus pembunuhan.

Dalam memastikan penyebab tewasnya pria Inggris ini, polisi melakukan pemeriksaan terhadap 7 orang saksi termasuk saksi ahli forensik dari Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Kota Denpasar.

"Dari gambaran luka diterangkan bahwa penyebab senjata bermata satu. Pemeriksaan labfor, luka tusuk tepat pada garis pertengahan depan dan perut kanan bawah, sejata diayunkan ditusukkan secara tegak lurus, termasuk ada irisan di leher, dari pola luka menggambarkan ada keragu-raguan pelaku. Dari pola dan gambaran luka semua letak tusukan akibat senjata tajam bahwa luka tersebut berlokasi pada bagian tubuh yang bisa dijangkau oleh tangan dari pelaku," bebernya.

"Pelaku saat melakukan aksi bunuh diri mengangkat bajunya ke atas dan menusuk langsung ke perut, baju ditemukan tidak robek," sambungnya. 

Harper pria asal Birmingham, Inggris itu diduga mengakhiri hidup lantaran depresi. Polisi menemukan 36 butir kapsul obat-obatan anti depresi yang diduga dikonsumsi oleh korban. Sebelum meninggal dunia, korban juga sempat menenggak alkohol, polisi menemukan botol sisa minuman beralkohol dan zat alkohol di pencernaan pelaku.

"Korban ditemukan tewas di dapur, terdapat pisau dapur di sisi kiri korban. Dari fakta-fakta tersebut disimpulkan luka penusukan dilakukan sendiri. Hasil otopsi dari RS Sanglah Denpasar oleh dokter Ida Bagus Putu Alit di dalam hasil autopsi bahwa ditemukan adanya luka tusuk dengan lebar 3 centimeter dan panjang luka 15 centimeter," paparnya. 

Isu pembunuhan yang dialami Harper juga dibantah. Dari hasil pemeriksaan saksi Emmy tunangan pelaku, terdapat bukti-bukti termasuk rekaman video yang dilakukan di luar kaca jendela memperlihatkan Harper dalam kondisi terkapar di dalam ruangan rumah dan pintu dalam kondisi terkunci.

Perilaku Aneh Sebelum Tewas

Kombes Pol Jansen Avitus membeberkan bahwa dari hasil pengamatan Circuit Closed Television (CCTV) memperlihatkan perilaku aneh dari korban yang tampak seperti orang kebingungan.

"Dari rekaman CCTV, kami lakukan analisa dan rekaman video handphone Emmy yang datang merekam korban terkapar. Fakta penyelidikan korban di TPK sejak 12 januari 2022 belum pernah keluar menginap di sana, tanggal 13 Januri 2022 tunangan korban Emmy dan pemilik rumah Icha di lantai dua sedang tidur, pukul 01.47 Wita korban kebingungan mondar-mandir di teras rumah," ujarnya.

"Sampai pukul 06.00 WITA pelaku mondar mandir, 06.01 rekaman CCTV bahwa korban di garase rumah, saksi Emmy berada di luar rumah sedang teleponan. Pukul 06.10 Wita saksi Emmy masuk kembali ke dalam rumah, namun saat akan membuka pintu, rumah terkunci, saksi tidak dapat masuk, Emmy melihat dari jendela rumah korban tergeletak di ruang tamu, samping kiri terdapat pisau dapur, ada di bukti rekaman dari luar jendela, sempat direkam, lalu meminta bantuan pemilik rumah dan tetangga untuk membawa ke rumah sakit Udayana Jimbaran," papar Kapolresta.

Haprer diterima di RS Unud Jimbaran pada 13 Januari 2022 pukul 13.25 Wita dan kuat dugaan Harper sudah meninggal kurang lebih 8 jam sebelumnya. Barang bukti pisau bermata satu dengan lebar 3 centimeter sepanjang 15 centimeter dan sejumlah BB lainnya kini telah diamankan pihak kepolisian.

Sedangkan terkait luka memar yang ada di tubuh korban, polisi menguak bahwa tiga hari sebelum aksi bunuh diri, korban sempat mengalami kecelakaan lalu lintas menabrak sebuah warung di kawasan Jalan By Pass Ngurah Rai Sanur. 

Harper saat itu dibawa menuju Rumah Sakit Bali Mandara, sebelum dilakukan pemeriksaan oleh dokter rumah sakit, korban ternayata melarikan diri dan sempat tidur di emperan toko.

Harper juga sempat dilaporkan ke Polsek Kuta Selatan oleh tunangannya pada 4 Januari 2022, Emmy, namun di tengah proses penyelidikan polisi kasus tersebut dicabut dan berakhir damai.

Pria asal Inggris ini sudah sekitar satu tahun sebelas bulan tinggal di Bali dan sempat bekerja sebagai chef di sebuah hotel. Namun karena dihantam pandemi COVID-19, wisatawan dan tamu hotel sepi dan Mat Harper tidak lagi bekerja di hotel tersebut.

Polisi berkoordinasi dengan konsulat Inggris terkait kepengurusan jenazah Harper dengan keluarga korban yang berada di Inggris.

Kontributor : Yosef Rian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak