Sejarah Kain Endek di Bali, Mulai Berkembang Sejak Dipelopori Sosok Wayan Rudja

Kain endek mulai berkembang sejak abad ke-16, yaitu masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong di Gelgel

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 15 Januari 2022 | 11:41 WIB
Sejarah Kain Endek di Bali, Mulai Berkembang Sejak Dipelopori Sosok Wayan Rudja
Kain Endek Bali. (Dok. ANTARA)

SuaraBali.id - Di Bali, kain endek sering kali menjadi bahan untuk baju sekolah atau pakaian wajib di sejumlah acara formal. Hal ini sudah lama dilakukan di Bali.  

Endek merupakan kain tenun asli Bali yang berasal dari kata "gendekan" atau "ngendek" yang berarti diam atau tetap, tidak berubah warnanya. Kegiatan menenun atau pertenunan endek di Bali dapat dijumpai di kabupaten Karangasem, Klungkung, Gianyar, Buleleng, Jembrana dan Kota Denpasar.

Endek juga merupakan tenun ikat yang punya banyak nama. Di Kabupaten Gianyar dikenal dengan nama endek Gianyar, di Klungkung terkenal dengan nama endek Klungkung.

Kain endek mulai berkembang sejak abad ke-16, yaitu masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong di Gelgel, Klungkung. Kain endek ini kemudian berkembang di sekitar daerah Klungkung, salah satunya adalah di Desa Sulang.

Di desa Sulang, kain tenun endek dipelopori oleh Wayan Rudja yang saat itu memiliki tenaga kerja sekitar 200 karyawan. Meskipun kain endek telah ada sejak Kerajaan Gelgel, tetapi endek baru mulai berkembang pesat di desa Sulang setelah masa kemerdekaan.

Sejarah perkembangan kain endek di Desa Sulang dimulai pada tahun 1975 dan kemudian berkembang pesat pada tahun 1985 hingga sekarang.

Perkembangan kerajinan tenun endek tersebut mengalami pasang surut dapat dilihat dari periode waktu 1985-1995, 1996-2006, 2007-2012.

Pasang surut ini diakibatkan oleh lemahnya perekonomian dan terputusnya bantuan pembinaan dari pemerintah. (beritabali.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini