SuaraBali.id - Penduduk Kanada diminta tidak bepergian ke luar negeri. Hal ini diimbau ketika banyak daerah di negara itu tengah meningkatkan vaksinasi untuk memerangi virus corona varian Omicron yang menyebar cepat.
"Saya katakan dengan sangat jelas: Sekarang bukan waktunya untuk bepergian," kata Menteri Kesehatan Jean-Yves Duclos dalam konferensi pers pada Rabu (15/12/2021).
Karena sudah ada penyebaran virus Omicron di Kanada, jumlah kasus COVID-19 meningkat, dengan rata-rata tujuh hari kasus baru nasional pada titik tertinggi sejak 1 Oktober.
Ini terjadi ketika rumah sakit Kanada berjuang untuk mengerjakan prosedur yang tertunda selama berbulan-bulan. Banyak petugas kesehatan yang kelelahan tampak tidak siap menghadapi lonjakan infeksi lainnya.
"Saya tahu ini menyebalkan," ujar Perdana Menteri Justin Trudeau kepada wartawan, ketika dia mendesak warga Kanada untuk mengikuti saran kesehatan masyarakat dan "berhati-hatilah selama musim liburan ini.
"Beri anak-anak Anda suntikan vaksin," kata Trudeau, melanjutkan.
Anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun memiliki tingkat infeksi tertinggi dari semua kelompok usia di Ontario selama dua minggu.
Minggu ini, Ontario akan mulai menawarkan suntikan ketiga vaksin (booster) kepada semua orang berusia di atas 18 tahun, sambil memperpendek jarak yang diperlukan antara dosis kedua dan ketiga menjadi tiga bulan dari enam bulan.
Provinsi terpadat di Kanada itu juga mengurangi setengah kapasitas pada acara-acara dalam ruangan, termasuk kegiatan olahraga, konser, serta produksi film dan televisi komersial.
Kanada juga telah melarang perjalanan dari 10 negara Afrika karena kekhawatiran tentang varian baru Omicron.
Direktur Dewan Penasihat Sains COVID-19 Ontario, Peter Juni, mendesak orang-orang untuk mengambil tindakan pencegahan, mendapatkan vaksin, dan tidak menganggap enteng Omicron.
"Yang benar-benar mengkhawatirkan saya adalah orang-orang tidak memperhatikan masalah penting ini, secara internasional. Mereka punya angan-angan bahwa Omicron akan ringan ... ini bukan sikap yang realistis," kata Juni.
Para ilmuwan menduga Omicron lebih mudah menular karena penyebarannya yang cepat, meskipun mereka memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang tingkat keparahannya. (ANTARA)