Cerita Made Suganda Tentang Meletusnya Gunung Agung 1963, Diawali Gempa Bumi

Sebelum gunung yang dijuluki Sang Hyang Tohlangkir ini meletus, sejumlah pertanda alam seperti gempa bumi.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 15 Desember 2021 | 10:21 WIB
Cerita Made Suganda Tentang Meletusnya Gunung Agung 1963, Diawali Gempa Bumi
Gunung Agung di Pulau Bali. [Shutterstock]

Keesokan harinya saya pergi ke sekolah seperti biasa. Setelah masuk ke dalam kelas saya dan teman-teman sekelas mendengar bunyi dentuman yang menggelegar keras.

Kami semua pada berhamburan keluar kelas. Pada saat itu ayah saya menjadi Kepala Sekolah di SR Nomor 1 Bangli dimana saya bersekolah. Beliau memberikan pengumuman bahwa Gunung Agung yang ada di wilayah Kabupaten Karangasem meletus sambil menunjuk asap yang mengepul berbentuk jamur raksasa, seolah-olah berhamburan keluar dari perut bumi di arah timur laut kota Bangli.

Kontan saja anak-anak sekolah berusaha untuk melihat lebih jelas letusan itu. Ada yang berebutan naik ke pohon leci yang tumbuh di halaman sekolah dimana ada dua pohon. Sedangkan saya sendiri naik ke tembok pagar sekolah.

Melihat kejadian alam yang begitu dasyat timbul rasa takjub atas kebesaran Tuhan dan sekaligus muncul rasa ancaman atas bencana-bencana yang ditimbulkan sehingga membuat saya ketakutan. Seketika itu juga masyarakat umum mengetahui tentang bencana alam tersebut.

Baca Juga:Cetuskan Ide Tukar Sampah Plastik Dengan Beras, Made Janur Yasa Jadi Heroes 2021

Sepulang saya dari sekolah, tanah tidak henti-hentinya bergetar dan diselingi dengan suara dentuman yang menggelegar. Ayah saya setibanya di rumah memberikan pengarahan agar anggota keluarga semua tidak panik.

Pada saat hari telah senja dan suasana menjadi remang-remang, saya lihat beberapa orang dewasa pergi ke sawah seperti biasa untuk memasang "bubu". Saya dengan sangat jelas dapat melihat mereka karena hamparan sawah tersebut ada di belakang halaman rumah saya yang dibatasi hanya dengan pagar pepohonan yang tingginya sebahu orang dewasa.

Namun saya menjadi kaget dan bertanya-tanya dalam hati ketika mereka kompa berdiri bersama-sama dan menghadap ke arah timur laut. Setelah beberapa saat kemudian mereka berteriak saling sambung menyambung dengan kata "api, api, api", kemudian berteriak "gunung meletus" berkali-kali.

Hal tersebut kontan saja membuat saya panik dan ikut berteriak sehingga semua anggota keluarga keluar rumah dan berdiri di halaman belakang. Karena rasa ingin tahu yang terlalu besar maka kami satu persatu pergi menuju sawah lewat celah-celah pagar belakang rumah.

Setelah sampai di sawah maka saya  menoleh ke arah timur laut. Sangat menakjubkan melihat kejadian alam yang begitu dasyat. Gunung Agung yang kesehariannya terlihat cantik nan agung dan menjulang tinggi diantara pepohonan yang menghijau serta langit yang membiru berbentuk lancip seperti piramida kini telah berubah.

Baca Juga:Terkini, Gempa M 4,2 Guncang Kuta Selatan Bali

Pada malam itu Gunung Agung seolah-olah murka dengan menyemburkan gumpalan-gumpalan api dari dalam perutnya. Api yang keluar dari dalam kawah dapat saya dan juga kami lihat dengan jelas menyinari puncak gunung sehingga terlihat dengan jelas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini