Ni Ketut Arini, Sang Maestro Tari Bali 78 Tahun yang Malang Melintang di Berbagai Negara

Ni Ketut Arini, seniman tari yang berkiprah melestarikan tari klasik Bali dan mempromosikan ke kancah nasional bahkan internasional

Eviera Paramita Sandi
Minggu, 14 November 2021 | 13:25 WIB
Ni Ketut Arini, Sang Maestro Tari Bali 78 Tahun yang Malang Melintang di Berbagai Negara
Ni Ketut Arini saat sedang melatih anak didiknya belajar tari Bali di sanggarnya belum lama ini. (FOTO ANTARA/Ni Luh Rhismawati).

Setiap tahun dia mengajar selama enam bulan. Kegiatan ini kembali berlanjut pada tahun 2010 hingga 2013 bersama sejumlah maestro tari dari Bali diantaranya Prof Dr I Wayan Dibia. Dari 2007-2018, Arini pun rutin diminta terbang ke Negeri Sakura untuk mengajar di sejumlah sekolah tari milik salah seorang muridnya bernama Ami Hasegawa.

Pada 2004, Arini bersama salah seorang muridnya dari Amerika Serikat, Rucina Balinger mengangkat kembali sejumlah tari karya gurunya I Nyoman Kaler seperti tari Panji Semirang, Margapati, Wiranata, Demang Miring, Candrametu, Puspawarna, Bayan Nginte, Kupu-kupu Tarum, dan Legong Kebyar.

Untuk menikmati kembali karya-karya I Nyoman Kaler itu dilakukan simposium dan pementasan yang ditarikan oleh tiga generasi penari (lanjut usia, dewasa, dan remaja) bertempat di Taman Budaya Denpasar dan Institut Seni Indonesia Denpasar.

"Saya sangat berharap pemerintah daerah dapat terus membuka ruang bagi seniman untuk berkarya dan berkreativitas melalui berbagai kegiatan perlombaan ataupun pergelaran," katanya.

Ia pun berharap para seniman tari saat ini untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam seni tari agar benar-benar metaksu (berkarisma) dan indah bukan sekadar menari.

Menurutnya, banyak penari saat ini yang terkesan lebih mementangkan koreografi tari dan membawakan tari dengan sangat cepat, sehingga mengaburkan penguasaan dasar-dasar gerak tari Bali dan juga mimik penari.

Dalam pergelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) yang merupakan ajang tahunan seni terbesar di Pulau Dewata, Arini dengan para siswa sanggarnya sudah dalam berbagai kesempatan turut tampil berpartisipasi.

Bahkan pada tahun-tahun awal pelaksanaan PKB, dalam pementasan sendratari, ia sempat memerankan tokoh sebagai Dewi Kosalya yang merupakan ibu dari Sri Rama dalam epos cerita Ramayana. Selain itu, ia ikut menjadi pembina tari dan juri berbagai perlombaan serangkaian PKB.

Nenek dari 10 cucu ini tercatat telah menerima sejumlah penghargaan seperti Penghargaan Parama Budaya dari Pemerintah Kota Denpasar dan Penghargaan Seni Dharma Kusuma Madya dari Pemerintah Provinsi Bali.

Pada tahun ini, atas pengabdian, kegigihan dan keteguhan Ni Ketut Arini dalam membina, melestarikan dan mengembangkan seni tari tanpa mengenal lelah dan putus asa, Pemerintah Provinsi Bali telah mengapresiasinya dengan memberikan Penghargaan Adi Sewaka Nugraha Tahun 2021.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak