SuaraBali.id - Jika kita mendengar kata Bali, yang terlintas dipikiran kita pertama kali adalah destinasi wisata Bali yang suda tersohor hingga ke mancanegara. Namun tahu kah Anda senjata tradisional Bali? Dalam artikel ini kami akan membahas 7 senjara tradisional yang hingga kini masih dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.
Ragam budaya di Pulau Dewata ini begitu memikat sehingga membuat orang ingin kembali lagi dan lagi.
Senjata tradisional Bali banyak jenis dan fungsinya, sehingga menarik untuk ditelusuri satu persatu.
Berikut ulasan Senjata Tradisional Bali:
Baca Juga:Melihat Kesiapan Navigasi Udara Bandara Gusti Ngurah Rai Bali
Keris tak hanya milik masyarakat Jawa. Warga di pulau Dewata pun punya senjata keris, yang diberi nama Keris Tayuhan.
Laman kintamani.id menulis, keris ini merupakan salah satu identitas masyarakat Bali, dan sudah ada sejak 1343, ketika Kerajaan Majapahit menduduki Bali. Karena itu bentuk Keris Tayuhan mirip dengan keris yang ada di tanah Jawa, diantaranya jumlah lekukannya yang ganjil, hingga memiliki nilai-nilai kesakralan.
Dalam masyarakat Bali tempo dulu, keris ini berfungsi sebagai sarana untuk perlindungan diri, utamanya ketika masa peperangan. Namun kini Keris Tayuhan lebih sering dianggap sebagai benda pusaka, sehingga memiliki perawatan khusus.
2. Trisula Bali
Baca Juga:Harus Karantina 5 Hari, Pemerintah Buka Penerbangan Internasional Bali Hari Ini
Dalam bahsa Sansekerta, Trisula berarti tombak bermata tiga. Laman wikipedia.org menulis, trisula adalah senjata Siwa, salah satu Trimurti dalam keyakinan Hindu-Budha. Namun trisula tidak hanya milik Bali. Dalam mitologi Yunani, trisula digambarkan sebagai senjata milik dewa penguasa laut, Poseidon. Trisula juga dikenal di negara Korea dan Tiongkok.
Pada laman tambahpinter.com disebutkan, trisula adalah salah satu senjata yang digunakan masyarakat Bali dalam peperangan. Senjata ini berfungsi sebagai alat melukai musuh dalam perempuran jarak dekat.
3. Kandik
Senjata tradisional Bali selanjutnya adalah Kandik. Ini adalah senjata tradisional Bali yang berbentuk kapak.
Laman dkn.or.id menulis, Senjata ini berfungsi sebagai perkakas yang digunakan para pria bali Ketika menjalani pekerjaan yang berat, seperti menebang pohon dan memebelah kayu.
Karena ukurannya yang besar dan berat, tidak semua orang bisa menggunakan Kandik. Meski begitu, senjata tradisional ini tetap berguna dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali.
4. Penampad
Dilihat dari bentuknya, sekilas bentuk Penampad mirip dengan pisau. Namun bentuknya lebih panjang dibanding pisau pada umumnya. Gagangnya pun lebih kecil dan sederhana.
Laman perpustakaan.id menulis, senjata tradisional Bali ini sebenarnya berfungsi sebagai alat pemotong rumput atau alang-alang. Panjang atau pendeknya senjata ini bisa disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhannya.
5. Tiuk
Bila senjata identik dengan laki-laki, tida dengan Touk. Senjata tradisional Bali ini justru banyak digunakan kaum hawa. Laman neprona.com menulis, senjata ini kerap digunakan perempuan Bali untuk perlindungan diri dari musuh.
Namun ada juga yang menggunakannya sebagai alat untuk keperluan di dapur, seperti memasak. Selain itu, senjata tradisional Bali ini juga kerap digunakan dalam beragam upacara adat.
6. Taji Bali
Senjata ini terbuat dari besi dan bentuknya mirip dengan cakar ayam. Pada laman lenteramata.com disebutkan senjata tradisional Bali ini kerap diikatkan pada kaki ayam yang akan diadu.
Tujuannya untuk melukai ayam yang menjadi lawannya. Namun senjata ini juga digunakan dalam upacara adat Bali, yakni upacara tabuh roh. Upacara ini dilakukan untuk mengusir hal-hal negatif yang bisa berdampak buruk pada masyarakat setempat.
7. Arit
Kata arit tentunya sudah tidak asing di telinga kita. Alat ini biasa ada di jajaran perkakas rumah yang sewaktu-waktu kita butuhkan. Namun siapa sangka arit merupakan salah satu senjata tradisional Bali. Laman perpustakaan.id menulis, fungsi arit tidak jauh berbeda dengan celurit dari Madura, yakni untuk memotong rumput.
Hanya saja lengkungan pisau arit tidak membulat seperti layaknya celurit. Bentuknya lebih mirip bulan sabit dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari di rumah atau di ladang.
Kontributor : Rio Rizalino