Wisata Bali: Kisah Lumba-lumba dan Nama Pondok Lovina yang Kini Disimpan

Buleleng Singaraja tumbuh menjadi tempat wisata dengan cita rasa berbeda dibandingkan tempat plesiran pantai lainnya.

RR Ukirsari Manggalani
Senin, 30 Agustus 2021 | 20:33 WIB
Wisata Bali: Kisah Lumba-lumba dan Nama Pondok Lovina yang Kini Disimpan
Lovina, salah satu pantai destinasi wisata di Buleleng. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].

SuaraBali.id - Pantai Lovina atau Lovina terletak sekitar 9 km sebelah barat kota Singaraja. Termasuk salah satu destinasi wisata unggulan di Bali Utara. Tempat wisata ini khas, yang menyuguhkan alam laut serta gerak lincah lumba-lumba mendekati perahu nelayan pembawa wisatawan.

Dikutip dari Beritabali.com, jaringan SuaraBali.id, berbincang soal sejarah Lovina, tentunya tidak bisa lepas dengan sosok Anak Agung Panji Tisna. Yang terkadang ditulis sebagai Pandji Tisna. Ia adalah keturunan dinasti raja Buleleng dan menjadi penulis novel kenamaan Sastra Indonesia. Seperti Sukreni Gadis Bali, Dewi Karuna: Salah Satu Jalan Pengembara di Dunia, dan masih banyak lagi.  Kehadirannya di dunia sastra Tanah Air memberikan warna tersendiri, apalagi di masa itu lebih banyak sastrawan dihasilkan dari Sumatera.

Sekitar 1950-an, Anak Agung Panji Tisna travelling ke beberapa negara di Eropa dan Asia. Yang membuatnya jatuh hati adalah kehidupan masyarakat di India.

Ia tinggal beberapa pekan di Mumbai, yang dahulu disebut sebagai Bombay. Cara hidup dan kondisi penduduk di sana mempengaruhi cara pikir dan wawasan beliau ke depan untuk Bali, terutama pembangunan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Buleleng.

Baca Juga:Wisata Bali: Presiden Baywatch Dikira Hippies, Begini Sejarah Tim Penyelamat Pantai Kuta

Ilustrasi lumba-lumba di laut lepas. (Pixabaywerdepate)
Ilustrasi lumba-lumba di laut (Pixabaywerdepate)

Panji Tisna melihat suatu tempat yang ditata indah untuk orang-orang berlibur di pantai. Tanah itu memiliki kesamaan dengan tanah miliknya di pantai Tukad Cebol, Buleleng, Bali Utara Dengan lokasi elok, terletak di pertemuan dua aliran sungai.

Inspirasi Panji Tisna muncul. Ia ingin membangun sebuah peristirahatan seperti itu.

Kembali dari luar negeri pada 1953, Anak Agung Panji Tisna menyatakan inspirasinya dan mulai membangun di tanah miliknya, sebuah pondok bernama "Lovina".

Inilah bungalow atau villa bagi para pelancong. Kekinian disebut turis atau wisatawan.  Ada tiga kamar yang disiapkan, serta sebuah restoran kecil di tepi laut.

Beberapa pengamat bisnis menyangsikan kesuksesannya, terlalu dini untuk membuat usaha sejenis itu di pantai terpencil seperti pantai di Tukad Cebol.

Baca Juga:Wisata Bali: Bantuan Tak Terduga Diharap Membantu Satwa dan Taman Alam Sangeh

Pengamat budaya lokal menyatakan, "Lovina" adalah sebuah kata asing, bukan bahasa Bali. Apalagi, tidak ada aksara "v" dalam kosakata mereka. Komentar lain mengatakan dengan tegas, jangan menggunakan kata "Lovina", sebaiknya dihapus saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini