Isolasi Terpadu di Bali Kedepankan Kearifan Lokal, Termasuk Lingkungan Desa

Isolasi terpadu atau Isoter yang diterapkan di Bali termasuk berbasis desa.

RR Ukirsari Manggalani
Kamis, 26 Agustus 2021 | 13:34 WIB
Isolasi Terpadu di Bali Kedepankan Kearifan Lokal, Termasuk Lingkungan Desa
Ubud beserta Sanur dan Nusa Dua termasuk zona hijau COVID-19 wilayah Bali. Sebagai ilustrasi [Shutterstock]

SuaraBali.id - Untuk penanganan pasien COVID-19, Indonesia tidak lagi menggunakan istilah isolasi mandiri atau isoman. Melainkan isolasi terpadu atau isoter. Kebijakan untuk menyelenggarakan lokasi isoter ini agar pasien lebih tertangani dengan seksama sehingga meningkatkan peluang kesembuhan dan daya hidup. Karena dalam beberapa kasus, isoman tidak terpantau dan terjadi hal-hal tidak diinginkan.

Dikutip dari Beritabali.com, jaringan Suara.com, Pemprov Bali menyelanggarakan bermacam isoter. Seperti isoter di hotel-hotel berbintang yang difasilitasi Pemprov bersama dengan Pemkab/Pemkot, dan isoter berbasis desa.

Isoter berbasis desa ini umumnya memberdayakan fasilitas di milik desa. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat memimpin rapat peninjauan pelaksanaan isoter berbasis Desa, bertempat di Kantor Camat Ubud, Gianyar, Rabu (25/8/2021).

"Saya meyakini isoter berbasis desa sangat bagus diterapkan di Bali karena ini juga sesuai dengan kearifan lokal kita. Mungkin banyak masyarakat yang kurang nyaman jika harus diisolasi di hotel dan jauh dari tempat tinggal. Sehingga isolasi secara terpusat dengan fasilitas desa bisa menjadi salah satu solusi penanganan Covid-19," ungkapnya.

Baca Juga:Wisata Bali: Strategi Pemasaran, Ireng Donat Dipromosikan ke Nakes Sudah Vaksin Ketiga

Ubud sebagai salah satu kawasan green zone di Bali siap melaksanakan kebijakan isoter berbasis desa secara disiplin dan optimal.

"Sebagai salah satu green zone, bersama Sanur dan Nusa Dua, saya berharap pelaksanaan isoter berbasis desa ini membuahkan hasil dalam menekan laju penyebaran virus Corona," lanjut Wakil Gubernur Bali.

Penegasan ini sejalan dengan arahan Menko Maritim dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan tingginya angka kasus di Bali dikarenakan banyak pasien OTG yang menjalankan isoman, sehingga laju penyebarannya tidak bisa dikontrol.

Layanan isoter yang disediakan Pemprov Bali pada umumnya memberdayakan hotel-hotel berbintang. Sedangkan isoter berbasis desa memberdayakan fasilitas di desa.

"Mungkin banyak masyarakat yang kurang nyaman jika harus diisolasi di hotel dan jauh dari tempat tinggal. Sehingga isolasi secara terpusat dengan fasilitas desa bisa menjadi salah satu solusi," demikian disebutkan Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.

Baca Juga:4 Fitur Rolls-Royce Cullinan Bespoke yang Selaras untuk Berkendaraan Wisata Bali

Untuk itu, Wakil Gubernur Bali yang akrab disapa Cok Ace mendorong desa-desa untuk terus meningkatkan jumlah isoter serta mengajak masyarakat untuk tidak ragu lagi menjalani perawatan di isoter selain melakukan tes swab.

"Tentu saja target vaksinasi terus kami kejar, sehingga masyarakat Bali bisa memenuhi target vaksin pada September mendatang," pungkas Cok Ace.

Kalaksa BPBD Provinsi Bali, Made Rentin menerangkan konsep isoter berbasis desa bisa memanfaatkan rumah-rumah penduduk yang tidak terpakai atau fasilitas desa, tentu saja dengan pengawasan ketat dari aparat desa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak