SuaraBali.id - Habib Bahar bin Smith mengungkapkan alasan gebuki atau aniaya sopir taksi online di rumahnya di Bogor, Jawa Barat. Sopir taksi online itu merayu istrinya.
Habib Bahar gebuki sopir taksi online karena Rasulullah atau Nabi Muhammad melaknat lelaki yang merayu istri orang.
Hal tersebut ia sampaikan saat membaca nota pembelaan atau pledoinya di Pengadilan Negeri Bandung, Kamis (3/6/2021).
Habib Bahar mengatakan apa yang ia lakukan hanyalah melindungi istrinya dari kejahatan.
Baca Juga:Habib Bahar: Demi Allah Saya Tidak Akan Pernah Tunduk Pada Kezaliman
Meski begitu, ia mengakui bahwa dia telah melakukan kesalahan akan tetapi ia tegas menyebutkan bahwa perlakuannya semata-mata demi istrinya.
“Bahwasanya yakni tahbid merayu atau menggoda atau merayu istri orang itu merupakan suatu perbuatan dosa yang sangat besar sampai dikatakan yakni sesungguhnya Rasulullah melaknat orang yang merayu istri orang, menggoda istri orang dan Rasulullah berlepas diri dari orang tersebut dan merupakan kejahatan dan dosa yang sangat besar,” ujar Habib Bahar
Pelodinya dengan mengutip beberapa hadis nabi sebagai landasannya. Habib Bahar mengatakan apabila dirinya tidak melakukan perlawanan, maka ia akan menjadi suami yang dayus atau tak memiliki hati yang cemburu terhadap istrinya yang digodai pria lain.
“Apabila istrinya dirayu dia biasa saja dan apabila istrinya keluar rumah tanpa izin dia biasa saja. Kalau saya tidak memilki rasa cemburu atau membiarkan maka saya termasuk dayus yang tidak akan mencium bau surgadan dimasukkan ke dalam neraka Allah SWT,” lanjutnya.
Oleh karena itu Habib Bahar mengaku bahwa dirinya bersalah secara hukum pidana namun tidak secara agama.
Baca Juga:Habib Bahar Memohon pada Hakim agar Dibebaskan
“Maka, yang saya lakukan sekali lagi benar dalam agama dan saya mengakui salah dalam pidana,” tuturnya.
Di samping itu, ia merasa bahwa kasusnya telah ditunggangi oleh oknum-oknum tertentu demi kepentingan oknum tersebut.
Dengan sebab itu, ia meminta keadilan kepada majelis hakim agar berlaku adil kepadanya.
“Oleh karena itu saya berharap keadilan saya berharap keadilan dan saya berharap keadilan karena apabila yang mulia tidak memberikan keadilan,” ujarnya.
“Maka yang mulia bukan berurusan dengan saya, penasihat hukum, atau penuntut umum tapi yang mulia berurusan dengan yang maha adil yaitu Allah SWT. Tapi saya yakin yang mulia bisa memberikan hukuman dengan seadil-adilnya,” pungkas Habib Bahar.