Peredaran Uang di Bali Anjlok 55 Persen karena Sepi Wisatawan

Pandemi COVID-19 yang masih melanda wilayah Indonesia saat ini turut mempengaruhi kebutuhan uang yang beredar di masyarakat khususnya di wilayah Provinsi Bali.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 15 April 2021 | 11:26 WIB
Peredaran Uang di Bali Anjlok 55 Persen karena Sepi Wisatawan
Wisatawan menikmati suasana Pantai Pererenan, Badung, Bali, Senin (1/3/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

SuaraBali.id - Peredaran uang di Bali anjlok 55 persen karena sepi wisatawan di 3 bulan tahun 2021 ini. Hal itu dicatat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.

Uang yang beredar atau penggunaan uang kartal oleh masyarakat di Pulau Dewata pada triwulan I-2021 mengalami penurunan hingga 55 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama pada 2020.

"Pada triwulan I tahun ini, permintaan uang atau outflow tercatat sebesar Rp1,75 triliun, sedangkan pada triwulan I-2020 sekitar Rp4 triliun," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Kamis (15/4/2021).

Pandemi COVID-19 yang masih melanda wilayah Indonesia saat ini turut mempengaruhi kebutuhan uang yang beredar di masyarakat khususnya di wilayah Provinsi Bali.

Baca Juga:Gubernur Banten Usul Wisata Ditutup: Kalau Dilarang, Dilarang Semuanya

Dia menambahkan dari sisi inflow atau jumlah uang yang disetorkan masyarakat Bali ke Bank Indonesia yang tercatat sebesar Rp4 triliun pada triwulan I-2021 juga mengalami penurunan sebesar Rp31 persen dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp5,7 triliun.

Wisata Bali (pixabay)
Wisata Bali (pixabay)

"Dengan demikian selama triwulan I-2021 uang yang disetorkan atau inflow lebih besar daripada uang yang didistribusikan atau terjadi net inflow sebesar Rp2,25 triliun," ucapnya.

Trisno mengatakan permintaan uang menurun karena geliat perekonomian di Bali masih terbatas akibat tidak ada kunjungan wisatawan mancanegara dan menurunnya kunjungan wisatawan domestik.

"Jika melihat data kunjungan wisatawan ke Bali sebelum pandemi yang mencapai 16 juta jiwa per tahun, atau rata-rata sebanyak 1,3 juta jiwa per bulan, sekarang kunjungan wisatawan nusantara sangat terbatas," ujarnya.

Oleh karena itu, permintaan barang dan transaksi menjadi berkurang, di samping juga karena masih ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Baca Juga:Tak Diberi Uang, Pria Ini Tikam Wisatawan Perempuan di Kendari Beach

"Di bulan April ini ini masih ada PPKM, kemudian juga larangan mudik Lebaran di bulan Mei mendatang," katanya.

Dengan adanya pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang masif di Provinsi Bali, Trisno mengharapkan akan terjadi peningkatan kunjungan wisatawan nusantara pada bulan Juni 2021.

"Kami berharap pertumbuhan ekonomi Bali di triwulan II bisa positif karena di triwulan I masih mengalami kontraksi," ujar Trisno. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak