Atta Halilintar dan Aurel Sebar Video Malam Pertama, Ulama NU: Kebodohan

Video malam pertama Atta dan Aurel itu diunggah di akun Youtube Atta sejak 2 hari lalu. Ada beberapa video yang diunggah.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 08 April 2021 | 13:56 WIB
Atta Halilintar dan Aurel Sebar Video Malam Pertama, Ulama NU: Kebodohan
Potongan video malam pertama Atta dan Aurel (Youtube Atta Halilintar)

Tentang pamer kekayaan, digalinya aspirasi anak-anak didik; kalau teman pamer kekayaan, bagaimana perasaan mereka? Ternyata tidak senang. Lalu mengapa senang saat dipameri orang lain lewat layar internet?

Pamer kekayaan adalah konsep Vanity. Ini konsep yang sukar diterjemahkan dalam bahasa kita; sebab dalam budaya kita belum ada karsa untuk mengatai fenomena itu. Terjemahan yang biasa dipakai untuk vanity adalah “kefanaan”. Namun ini jauh dari akurat. Yang paling dekat adalah “pamer kekayaan”, tapi inipun baru sebagian.

Kata dasar dari Vanity adalah “vain”, artinya kosong, hampa, sia-sia. Maka vanity adalah sikap kesia-siaan, kekosongan, sikap mementingkan kulit tanpa peduli isi. Pencitraan adalah tindakannya, vanity adalah sifatnya.

Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah sebar video malam pertama. (Youtube Atta Halilintar)
Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah sebar video malam pertama. (Youtube Atta Halilintar)

Ironis, ini karakter paling mendasar dari bangsa kita, namun kita tidak punya nama untuknya.

Baca Juga:Kontroversi Pernikahan Atta-Aurel, Ashanty: Kami Nggak Langgar Apa-Apa

Sesi obrolan itu diakhiri dengan langkah konkret, yang saya dukung lahir-batin. Ia minta anak-anaknya unsubscribe channel Atta. Kalau bisa jangan tonton lagi. Kalau masih terasa berat, tonton saja, tapi jangan subscribe. Habis nonton, jangan lupa dislike. Jempol turun.

Atta boleh kaya dari mana saja, tapi jangan dari anak-anak kita.

Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah sebar video malam pertama. (Youtube Atta Halilintar)
Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah sebar video malam pertama. (Youtube Atta Halilintar)

Istri saya, seorang wali kelas dan guru Bahasa Inggris, mengajak anak didiknya menyelami nalar mereka sendiri, perasaan mereka sendiri; merangsang kepekaan sosial, lalu membimbing mereka mengambil tindakan nyata.

Ini solusi. Inilah pendidikan karakter. Guru-guru se-Indonesia perlu mengambil langkah remedial yang dicontohkan di atas.

Ini langkah awal. Masih panjang daftar influencer di platform vlog yang setipe dengan Atta, yang harus menjadi target selanjutnya. Mereka adalah antitesis Pendidikan Karakter. Penghambat, penggagal, hama; bagi Pendidikan Karakter.

Baca Juga:Soal Kista di Dalam Tubuh Aurel Hermansyah, Begini Respon Krisdayanti

Hukum tidak bisa melarang orang menjual kebodohan. Caveat emptor : Salah beli, salah sendiri.

Satu-satunya yang mampu memberantas hama ini, hanya sekolah.

Fritz Haryadi , Ketua PW PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama) Papua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini