SuaraBali.id - Seorang warga Jerman, Horst Henry Geerken melalui bukunya berjudul "A Magic Gecko" pada Januari 1964, menggambarkan pesona hotel Bali di masa itu.
Di saat libur akhir pekan, Henry berkesempatan berwisata mengunjungi daerah-daerah wisata di Bali waktu itu. Ia juga sempat menginap di hotel dan penginapan yang ada di wilayah Denpasar dan Sanur.
Menurut Henry, pada tahun itu, kondisi Bali masih relatif sepi dan alami, jauh dari kesan hiruk pikuk industri pariwisata.
"Di Desa nelayan kecil Kuta, yang sekarang penuh sesak dengan hotel dan penginapan, waktu itu belum ada penginapan. Perusahaaan 'Grun & Bilfinger' menyediakan bungalo dan wisma tamu yang langsung berhadapan dengan laut untuk orang Jerman," tulisnya dilansir laman BeritaBali, Kamis (11/3/2021).
Lokasi bungalo yang ditempati Henry, dekat dengan Hotel Natur Kuta Beaach saat ini, yang saat itu dalam proses pembangunan.
"Saat itu ada Hotel Bali di Denpasar yang dibangun perusahaan pelayaran Belanda KPM dan losmen sederhana untuk turis-turis pertama pada akhir tahun 1920-an," tulis Henry.
Baca Juga:Catatan Perjalanan Darat Jakarta - Bali 1964
Setelah menginap semalam di Hotel Bali Denpasar, ia memutuskan pindah ke bungalo kecil di Sanur yakni Hotel Sindu Beach.
"Suasana di sana sangat tenang dan bungalonya terletak di tepi pantai. Hotel itu tidak punya listrik kecuali lampu minyak yang redup. Namun saya senang karena kamar saya bersih dan saya bisa kembali mandi dengan air keran," tulisnya.
Saat menginap di Sanur, Henry merasa heran karena pintu-pintu kamar di Denpasar dan Sanur tidak ada kuncinya.
"Tapi karena di Bali (waktu itu) tidak ada kejahatan, mengunci pintu jadi berlebihan," tulisnya.
Kala itu, Henry yang bekerja di perusahaan telekomunikasi Jerman, pergi ke Bali untuk bekerja di proyek pembangunan Bandara Tuban (Ngurah Rai) di wilayah Badung, Bali.
Baca Juga:Tawarkan Sensasi Tidur Beratapkan Langit, Begini Uniknya Bubble Hotel Bali