SuaraBali.id - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan bahwa gempa Majene sama dengan gempa Lombok pada Juli 2018 lalu.
Daryono menjelaskan bahwa gempa Majene dipicu oleh Sesar Naik Mamuju (Mamuju Thrust) yang mengarah ke daratan terbukti dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
"Ini mirip sekali dengan kajian Gempa Lombok 2018, jadi sesar Flores itu juga mengalami deformasi dengan slip ke arah selatan miring ke arah Lombok, kalau ini miring ke timur bawah ke Mamuju dan Majene," kata Daryono dalam jumpa pers, Jumat (15/1/2021).
BMKG mencatat episenter gempa hari ini terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah TimurLaut Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.
Baca Juga:Jangan Sebar Hoaks dan Hate Speech Seputar Gempa Majene
Episenter ini sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pelattoang dan 1,5 meter di Parasanga dan Palili pada 23 Februari 1969 silam dengan kekuatan M6,9 pada kedalaman 13 km.
Saat itu, tercatat 64 orang meninggal dunia, 97 luka-luka dan 1.287 bangunan mengalami kerusakan.
Berdasarkan catatan sejarah ini, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati memprediksi masih akan terjadi gempa susulan yang berkekuatan cukup besar di sekitar Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pascagempa M6,2 dini hari tadi.
"Kami menganalisis berdasarkan data kegempaan yang pernah kami rekam dan history yang lalu, kami menganalisis masih dimungkinkan adanya gempa susulan yang cukup kuat seperti dini hari tadi atau sedikit lebih tinggi lagi, masih dimungkinkan," ucap Dwikorita.
Dwikorita juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca Juga:Video Terkini Gempa Mamuju dan Majene, Rumah Hancur dan Porak-poranda
Kemudian menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.