SuaraBali.id - Seksolog menjelaskan bahwa sejatinya, video erotis dan video porno memiliki makna yang berbeda.
Menurut Seksolog Zoya Amirin, video porno kerap kali membuat penontonnya mempertanyakan kebenaran aktivitas seksual seseorang atau aktivitas seksual bersama pasangan.
"Kayak misalnya kalau video itu bisa lama (melakukan aktivitas seks) kenapa suami sebentar?. Di video itu bentuk kelamin seperti ini, warnanya seperti ini, kok punya saya berbeda," ungkap Zoya saat dihubungi suara.com, Kamis (7/1/2021).
Itulah kenapa acap kali video porno bisa menganggu hubungan seksual dengan pasangan, karena kerap membandingkan.
Baca Juga:Video Syur Pasien Wisma Atlet Hingga Gisel-Nobu, Termasuk Kelainan Seksual?
Padahal di balik video itu ada skenario, pengambilan gambar dan sebagainya yang diatur sedemikian rupa.
"Apalagi semua video porno itu lebih mengacu kepada bertujuan untuk merangsang individu yang nonton," jelas Zoya.
Di sisi lain, karena dijadikan bahan pembanding video porno tidak sungkan memperlihatkan bentuk kelamin dengan jelas dan dieskplor lebih vulgar.
Namun sebaliknya, tidak dengan video atau film erotis yang tidak pernah memperlihatkan alat kelamin.
"Kalau video porno itu langsung memperlihatkan kelaminnya. Berbeda dengan video erotis, seperti film 365 Day itu adalah video erotis, bukan porno, karena dia tidak menzoom atau melebih-lebihkan bagian kelaminnya," ungkap Zoya.
Baca Juga:Berdalih Merasa Diretas, Fadli Zon: Saya Tak Pernah Like Situs Tak Senonoh
"Itu (kelamin) nggak kelihatan, tapi ada hubungan seksualnya, itu bedanya video porno dan video erotis," pungkas Zoya.