
"Sebelum tersangka datang, istri pemilik kafe minta tolong ke saksi Cak Mat untuk membawa korban keluar dari Kafe Jelita," ungkap Citra.
Mantan Kasatlantas Polres Buleleng itu mengatakan, setelah menerima laporan adanya pengancaman pisau, pihaknya datang ke lokasi.
"Anggota Opsnal berencana membawa orang-orang yang bertikai ke Polsek termasuk waitress dan korban untuk membuat laporan," katanya.
Petugas kemudian mengamankan Monjong. Saat hendak dibawa pria tersebut berpapasan dengan penjaga kafe, Paris Pratama Putradan keduanya malah beradu dada sehingga kembali terjadi keributan dan adu mulut.
Baca Juga:Melawan Covid-19, Semua Bisa Jadi Pahlawan
Melihat akan terjadi perkelahian, petugas dan warga berusaha melerai. Namun secara tiba-tiba Monjong mengeluarkan pisau lipat langsung menghampiri Paris lalu menusuk perutnya.
Akibatnya korban Paris pun jatuh tersungkur bersimbah darah.
![Ilustrasi garis polisi, TKP tindak kejahatan. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/09/08/67414-ilustrasi-garis-polisi-tkp-tindak-kejahatan-shutterstock.jpg)
"Anggota bersama warga berusaha menenangkan korban dan merebut pisau yang dipegang oleh korban," ujarnya.
Tapi yang terjadi sebaliknya, ketika polisi mengamankan Monjong dan melerai perkelahian, tersangka Imam tiba-tiba datang membawa celurit dan langsung menebas kepala korban satu kali hingga terkapar.
Akibat kejadian itu Mojong dilarikan ke RSUD Bali Mandara Sanur. Namun karena lukanya cukup parah, dia dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. Nahas setelah mendapat perawatan, nyawa Monjong tidak bisa diselamatkan.
Baca Juga:Polisi Sebut Tak Ada Demo di Bali, Kenapa Buruh di Sana Tak Turun ke Jalan?