Curhat Pilu Nenek Sumarni, Keliling Jualan Hanya Dapat Rp5 Ribu Sehari

Nenek Sumarni hidup sebatang kara di Bali.

Husna Rahmayunita
Jum'at, 02 Oktober 2020 | 12:03 WIB
Curhat Pilu Nenek Sumarni, Keliling Jualan Hanya Dapat Rp5 Ribu Sehari
Ilustrasi pedagang asongan. (Pixabay/Hoangchan)

SuaraBali.id - Pandemi Covid-19 menjadi pukulan hebat bagi pedagang kecil seperti Sumarni yang setiap harinya menjadi pedagang asongan.

Wanita 65 tahun itu menjajakkan dagangannya di Lapangan Renon, Denpasar, Bali dari pukul 06.00 -18.00 WITA.

Setiap hari ia, harus berjalan kaki cukup jauh dari tempat tinggalnya di Jl. Drupadi ke Lapangan Renon untuk menyambung hidup.

Mirisnya, meski sudah keliling berjualan dari pagi hingga sore, ia mengaku hanya mendapat untung sebesar Rp 5 ribu.

Baca Juga:Tak Tahu Pandemi Kapan Usai, Satgas Covid: Semua Tergantung Kita Sendiri

Dikutip dari Kabarnusa.com (jaringan Suara.com), Nenek Sumarni hidup sebatang kara di Bali. Sebab, keluarganya ada di Jember, Jawa Timur.

Di usia senjanya, Bu Mar --sapan akrab Sumarni-- hanya bisa menghidupi dirinya sendiri dengan berjualan air minum dalam kemasan.

Namun adanya pandemi Covid-19, membuat Nenek Sumarni harus bekerja lebih keras. Uang sebesar Rp5 ribu tak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Nenek Sumarni, pedagang asongan di Lapangan Renon, Denpasar. (dok.Kabarnusa.com)
Nenek Sumarni, pedagang asongan di Lapangan Renon, Denpasar. (dok.Kabarnusa.com)

Dampak ekonomi yang dialami, memaksanya harus terusir, berpindah tempat tinggal dari satu kos-kosan ke kos-kosan lainnya lantaran Nenek Sumarni tidak sanggup membayar sewa kos.

Kepada tim Kabarnusa.com, Nenek Sumarni mengaku sebelum pandemi virus corona, masih lumayan enak.

Baca Juga:Nasib Pedagang Kecil di Tengah Pandemi, Tidak Bayar Sewa Tempat Disegel

Dia mendapatkan uang Rp60 ribu sehari karena banyak anak-anak yang bermain bola di Lapangan Ranon membeli dagangannya. Tapi berbeda dengan sekarang.

"Sekarang, saya duduk-duduk bareng dagang lumpia aja masih susah sekali. Orang tetep gamau beli. Lebih milih minum di rumah aja. Dari pagi sampe sore ini aja saya cuman dapet lima ribu rupiah", ujarnya, Kamis (1/10/2020).

Tak heran, dengan pendapatannya sebesar Rp5 ribu, terkadang ia hanya bisa makan sehari sekali.

Apalagi, Lapangan Renon yang biasa dikunjungi masyarakat untuk beraktivitas, berolahraga, kini sepi setelah dipasang garis polisi, saat merebaknya pandemi Covid-19.

Kondisi itu, membuat Nenek Sumarni dan pedagang asongan lainnya keluar dari lapangan dan hanya mendapatkan sedikit pembeli.

Pedagang asongan yang biasanya berjualan di dalam pun tak mendapatkan izin berjualan di dalam lapangan, sehingga terpaksa berjualan di pinggiran jalan.

Meski begitu, Nenek Surmarni hanya bisa bersyukur dengan keadaan saat ini. Ia berusaha menjalani semuanya demi bertahan hidup di Pulau Dewata.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini