SuaraBali.id - Publik dibuat ramai dengan pernikahan dini sepasang remaja SMP di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Pernikahan itu menjadi sorotan lantaran kedua mempelai masih di bawah umur. Sang laki-laki masih berusia 15 tahun sedangkan perempuannya 12 tahun.
Sebelum resmi menjadi suami istri, mereka berstatus sebagai pelajar SMP.
Untuk lebih jelasnya, berikut fakta pernikahan sepasang remaja SMP di Lombok itu seperti dikutip Suarabali.id dari Padangkita.com.
Baca Juga:Viral Remaja SMP di Lombok Dinikahkan Gegara Telat Antar Pacar Pulang
1. Ijab Kabul
Pernikahan sejoli di bawah umur itu menjadi buah bibir, setelah video prosesi ijab kabul mereka viral di media sosial.
Salah satunya dibagikan oleh kanal YouTube Aforisme tv berjudul "Pernikahan Dini, Tamat SD Nikah", Senin (14/9/2020).
Dalam video berdurasi 6 menit 47 detik tersebut, tampak kedua mempelai hendak melakukan prosesi ijab kabul di sebuah ruangan.
Mempelai pria yang tampak masih bocah mengenakan jas, sementara sang wanita memakai baju pengantin warna oranye.
Baca Juga:Aksi Pemotor Wanita Pamerkan Pakaian Dalam Demi Konten, Polisi Turun Tangan
2. Alasan
Kepala Dusun Montong Praje, Desa Pengenjek, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, Ehsan, mengungkapkan kedua remaja tersebut menikah lantaran diminta oleh orang tua mempelai perempuan.
"Tapi orang tua (mempelai wanita) memaksa kedua mempelai untuk menikah,” ujar Ehsan.
Hal itu bermula dari kejadian saat keduanya pergi berwisata pada Rabu (9/9).
Menurut pengakuan sang mempelai pria, saat itu dirinya mengantar pulang kekasihnya pada pukul 19.30 WITA. Namun dianggap kemalaman oleh orang tua kekasihnya.
"Jalan-jalan ke (wisata) Abangan. Saya antar pulang ke rumah bapaknya. Terus dipaksa nikah,” ucapnya
Walhasil, orang tua sang gadis meminta remaja SMP untuk menikahi putrinya lantaran memegang teguh peraturan adat Sasak.
“Karena adat sih katanya. Kalau bawa gadis sampai malam harus dinikahi. Kita sempat larang untuk menikah dan mau pisahkan. Tapi, orang tua (mempelai perempuan) tetap ngotot mau menikahkan mereka,” terangnya.
3. Orang tua Syok
Orang tua mempelai pria mengaku sempat kaget anaknya diminta menikah. Pihak keluarga pun sempat mendatangi orang tua mempelai pria untuk membatalkan pernikahan.
Namun permintaan itu ditolak. Keluarga mempelai laki-kaki pun akhirnya menyetujui pernikahan anaknya.
"Saya hanya bisa diam. Kaget awalnya. Masa anak saya nikah. Kan masih kecil. Kita sudah minta untuk dipisah. Tapi katanya kalau tidak nikah sekarang. Anaknya (mempelai perempuan) bakal dicap buruk di kampung halamannya” ucap Rahimin, ayah remaja SMP.
4. Mahar
Pernikahan tersebut akhirnya dilangsungkan pada Sabtu (12/9). Mempelai pria memberikan mahar senilai Rp 2 juta kepada gadis pujaannya.
Tak hanya itu, keluarga laki-laki juga memberikan uang pisuka (salah satu adat Sasak) sebesar Rp 4 juta kepada pihak keluarga perempuan.
"Saya hanya kasih segitu. Cuma Rp 6 juta. Untuk mas kawin dan pisuka,” ujar Rahimin.
5. Putus sekolah
Setelah resmi menjadi sepasang suami istri, pasangan remaja itu dikabarkan putus sekolah.
Remaja SMP memutuskan untuk menjual perabotan rumah tangga, sementara istrinya mengaku malu kembali ke sekolah.