SuaraBali.id - Sebuah tempat di Banjar Dinas Pedukuhan, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali dipercaya sebagai suatu tempat sakral yang sarat misteri.
Tempat itu adalah pengelukatan Toya Jinah yang berada di bawah tebing dekat dengan perbatasan wilayah antara Kabupaten Karangasem dengan Kabupaten Bangli.
Konon tempat tersebut kerap dikaitkan dengan kemamuran hingga memohon rezeki.
Nama tempat pelukatan tersebut dengan nama Tirta Pelukatan Toya Jinah. Jalan menuju pelukatan juga dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua namun harus melewati medan yang cukup curam.
Baca Juga: Dendam Kesumat, Mantan Karyawan Culik Anak Bos di Bali, Minta Tebusan Rp100 Juta
Di lokasi pelukatan ada tiga buah pancuran utama untuk melukat. Air pancuran tersebut berasal dari sumber mata air atau kelebutan utama yang ada di atasnya.
Pada areal kelebutan, selain terdapat candi kecil di pintu masuknya, juga terdapat sebuah pelinggih padma.
Tokoh setempat yakni Jero Mangku Keten, mengatakan bahwa warga sekitar tidak ada yang tahu secara pasti apa kegunaan atau khasiat dari perlukatan tersebut.
Yang jelas, tidak sedikit warga dari luar desa atau bahkan luar kabupaten karangasem yang datang ke sana untuk melukat.
"Kemungkinan yang datang melukat ke sini karena mendapat petunjuk atau pawisik tertentu, saya tidak tahu pasti. Yang jelas banyak yang sudah datang melukat ke sini," ujarnya sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.
Baca Juga: Dosen di Kampus Swasta Bali Paling Terdampak Masalah Tukin yang Tak Dibayar
Dari cerita yang didengarnya bahwa keberadaan Tirta Jinah ini berkaitan dengan Pula Sari. Dimana, dikatakan pada zaman dahulu ada semacam upacara besar atau Karya Agung di Pura Pusat Pula Sari.
Pada waktu itu, diceritakan ada banyak sekali haturan berupa beras hingga Jinah (uang kepeng) saat Karya.
Namun entah bagaimana ceritanya kemungkinan karena terlalu banyaknya haturan, sehingga sebagian jinah (uang kepeng ditinggal oleh para tokoh kala itu di lokasi pelukatan, sampai akhirnya tempat pelukatan ini dinamakan Tirta Jinah.
"Untuk kebenarannya saya tidak tahu secara pasti, tetapi berdasarkan cerita yang saya dengar dari para terdahulu, memang diceritakan seperti itu sejarahnya, dan sekarang pun tidak sedikit warga Pula Sari datang ke sini," terangnya.
Berita Terkait
-
Massa Yayasan Kesatria Keris Bali Geruduk DPRD Bali Soal Penistaan Agama di Kelab Atlas
-
Dukung UMK Lokal, Brantas Abipraya Berikan Pelatihan dan Pembinaan UMK Ubud Naik Kelas
-
8 Ide Kencan Romantis di Bali untuk Valentine 2025, Kamu Pilih yang Mana?
-
Mewaspadai Ancaman Kejahatan Terorganisir Komunitas WNA di Bali
-
Novri Setiawan Didorong Ambisi Besar, Arema FC Bakal Jadi Korban Amukan?
Terpopuler
- Cek Fakta: Benarkah Semua Surat Tanah dan Rumah Akan Jadi Milik Negara Jika Tidak Diubah ke Elektronik?
- Dihampiri dan Diamuk Razman Arif Nasution di Persidangan, Hotman Paris Langsung Diamankan Petugas
- Respons Menohok Piyu Padi Atas Konflik Agnez Mo vs Ari Bias: Penyanyi Ingin Playing Victim
- Simon Tahamata Mendarat di Indonesia: Beta Prihatin...
- Tristan Gooijer: Saya dan Keluarga Bukan Bagian dari Republik Maluku Selatan
Pilihan
-
Erick Thohir Copot Dirut Bulog, Kini Tunjuk Mayor Jenderal TNI jadi Bos Baru
-
Usai Anggaran Diblokir, Kini IKN Dipenuhi Kawanan Angsa
-
4 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Boba 3, Terbaru Februari 2025
-
Tanpa Calo! Ini Cara Membuat Paspor Sehari Jadi yang Resmi, Lengkap dengan Biayanya
-
2 Keuntungan Sandy Walsh Gabung ke Yokohama Marinos, Patrick Kluivert Tenang Aja
Terkini
-
Siswi SMA di Lombok Tengah Buang Bayi yang Baru Dilahirkannya Lewat Jendela Toilet
-
Misteri Pengelukatan Toya Jinah, di Bawah Tebing yang Konon Membawa Rezeki
-
Imbas Ulah Atlas Dan FINNS, DPRD Bali Bakal Godok Perda Larangan Penistaan Agama
-
Tangis Pilu Keluarga Menyambut Jasad Juliani : Kami Tak Kuasa Menahannya
-
Hilang di Banjir Bandang Bima, Jenazah Juliani Ditemukan di Labuan Bajo