SuaraBali.id - Pemerintah Australia mengeluarkan peringatan untuk warganya agar mempertimbangkan ulang rencana liburannya ke Bali. Hal itu disebabkan oleh maraknya laporan kasus demam berdarah yang dialami turis Australia saat kembali dari Bali.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun meyakini hal tersebut tidak akan berdampak terhadap kedatangan wisatawan asal Negeri Kangguru itu ke Bali.
Dia sudah meminta kepada para pemangku pariwisata di Bali untuk menginformasikan kondisi terkait kasus demam berdarah yang ada di Bali.
Menurutnya, kasus DBD yang ada di Bali saat ini justru sudah menurun ketimbang masa puncak pada Bulan April hingga Mei lalu.
“Tentu kita mengimbau seluruh pengelola obyek wisata mengimbau kepada partner-nya di luar negeri untuk menyampaikan ini loh kondisi Bali,” ujar Pemayun pada Rabu (11/12/2024).
Dia meyakini jika wisatawan Australia sudah memahami kondisi Bali dan bahkan sudah ada yang menganggap Bali sebagai rumah kedua bagi pelancong Australia. Hal itu menurutnya tetap akan membuat wisatawan Australia datang ke Bali.
Namun demikian, Pemprov Bali menurutnya juga sudah menyiapkan langkah penanggulangan jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Saya yakin, Australia tahu betul kondisi kita di Bali. Saya yakin tahu betul lah, karena Bali sebagai second home-nya (wisatawan) Australia,” imbuhnya.
Pemayun juga menyampaikan hingga Nopember 2024, jumlah wisman asal Australia adalah yang tertinggi dari jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali.
Baca Juga: Paus 15 Meter yang Terdampar di Ngada NTT Digiring Warga ke Laut Lepas
Hingga periode itu, sudah ada 5,8 juta wisatawan asing yang tercatat berkunjung ke Bali.
Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, para periode Januari hingga Nopember 2024 ini, sudah ada 14.881 kasus DBD di seluruh Bali.
Periode tertinggi tercatat pada Bulan April hingga Juni 2024 saat lebih dari 2.000 kasus tercatat. Kasus tertinggi tercatat terjadi pada Bulan Mei yang mencapai 3.339 kasus.
Sementara, pada Bulan September hingga Nopember 2024 ini justru menjadi periode paling rendah dalam pencatatan tahun ini.
Kasus DBD yang tercatat pada periode itu mencapai 400-500 kasus setiap bulannya, dengan jumlah 463 kasus pada Bulan September menjadi yang terendah.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Siapa Saja 12 Tersangka Perusak Gedung DPRD NTB?
-
Bukan Hanya Bantuan Logistik, Intip Program BRI Pulihkan Psikologis Korban Banjir di Sumatra
-
7 Jajanan Khas Bali Paling Dicari Wajib Jadi Oleh-Oleh
-
Liburan ke Bali Makin Irit? Cek Harga Sewa Honda Brio di Sini
-
Sarapan di Atas Air: Intip 5 Tempat Instagramable Floating Breakfast di Bali Mulai Rp 200 Ribuan