Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 11 Desember 2024 | 17:49 WIB
I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung, saat reka ulang kejadian, Rabu (11/12/2024) [Suara.com/Buniamin]

SuaraBali.id - Setelah I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung jadi tersangka pelecehan seksual, semakin banyak terungkap bagaimana kehidupan Agus selama ini.

Tersangka yang tak memiliki dua tangan ini ternyata seringkali datang ke homestay yang ada di kawasan Rembiga, Mataram, NTB.

Dimana, dalam seminggu bisa tiga sampai lima kali datang dengan perempuan yang berbeda-beda.

Pengelola Homestay, Sinta mengatakan sewa kamar yang dilakukan Agus Buntung bukan untuk pertama kalinya. Karena dalam seminggu bisa memesan tiga hingga lima kali dengan perempuan yang berbeda.

Baca Juga: Manipulasi Maut Agus Buntung: Psikolog Ungkap Taktik Tersangka Pelecehan Seksual NTB

"Dia hampir setiap hari ke sini," katanya Rabu (11/12/2024) siang.

Menurutnya setiap Agus Buntung memesan kamar, pengelola melihat ada yang janggal. Hanya saja salah satu dari mereka tidak ada yang bercerita baik Agus maupun perempuannya.

"Memang ada yang janggal. Kemarin itu nyata-nyata saya lihat ada yang nangis dia pakai almamater biru seperti yang dia pakai sekarang," ucapnya.

Ia menegaskan, selama ini perempuan yang dibawa Agus ke homestay tidak ada yang berteriak ketika di dalam kamar. Meski setelah keluar kamar ada yang dalam keadaan nangis atau langsung lari.

"Kalau seandainya mereka berteriak di dalam saya bisa tolong. Tapi tidak ada yang berteriak. Ada yang langsung lari begitu dan itu yang saya lihat," ucapnya.

Baca Juga: Polda NTB Buru Korban Lain Agus Disabilitas, Sediakan Posko Pengaduan

Bahkan pernah dalam sehari, Agus membawa tiga perempuan yang berbeda ke homestay yang sama. Jumlah kamar yang disewakan di homestay tersebut yaitu sebanyak 11 kamar.

"Itu pernah saya ada acara hari libur dia datang itu pagi, dua kali sama malam satu kali," ungkap pengelola.

Pengelola membantah jika disebut ada kerjasama dengan Agus. Karena selama ini Agus datang sama seperti penyewa lainnya.

"Bagaimana saya mau bertanya dia sudah cukup umur dan datang seperti orang pacaran. Tidak ada teriak. Kalau ada yang berteriak saya akan tolong," tegasnya.

Sementara petugas homestay yang lain Wayan Kartika mengatakan setiap Agus datang biasanya menyewa kamar nomor 6 yang ada di paling pojok kanan.

Selain itu ketika membayar sewa biasanya dilakukan oleh perempuan. "Kadang-kadang dia (bayar)," katanya.

Sedangkan tarif homestay itu sendiri sebesar Rp50 ribu untuk yang short time. Tipe ini yang paling sering digunakan Agus ketika datang membawa perempuan.

"Biasanya dia yang short time itu Rp 50 ribu," ungkap Wayan Kartika.

Kontributor Buniamin

Load More