Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 25 November 2024 | 08:59 WIB
Petani bersama Duta Hijau Bali memanen padi merah saat panen raya di persawahan Jatiluwih, Tabanan, Bali, Kamis (3/6/2021). [ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo]

SuaraBali.id - Bali ditempatkan sebagai daftar tempat tujuan atau destinasi wisata yang tak layak dikunjungi pada tahun 2025 oleh kajian Fodor's Travel. Hal ini karena beberapa sebab diantaranya overtourism hingga “kiamat plastik”.

Hal ini dikhawatirkan mempengaruhi jumlah kunjungan tempat wisata di Bali. Namun kajian tersebut diyakini tidak mempengaruhi kunjungan pariwisata ke Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih Tabanan, Bali.

"Kunjungan wisatawan ke DTW Jatiluwih tidak ada pengaruh sama sekali. Hal ini dilihat dari data kunjungan Sabtu 23 November kemarin, dalam satu hari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tercatat 409 orang dan wisatawan domestik (wisdom) 502 orang," kata Manajer Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih I Ketut Purna, Minggu (25/11/2024).

Kendati ada pemberitaan dari Fodor's tersebut,  Ketut Purna meyakini hal tersebut tidak akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan baik domestik dan mancanegara yang berlibur ke DTW Jatiluwih, Tabanan, Bali.

Baca Juga: Dispar Bereaksi Ketika Bali Tidak Direkomendasikan di Tahun 2025 : Tidak Ada Alasan

Menurut Purna data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali di tahun 2023 yang menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada tahun 2023 mencapai 5.273.258 orang. Angka ini naik 144,61 persen dibandingkan tahun 2022 yang hanya 2.155.747 kunjungan.

Secara kumulatif, jumlah turis asing yang berkunjung ke Bali pada Januari-Agustus 2024 sudah mencapai 4.155.540 orang. Angka tersebut naik 21,55 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023 yang berada di angka 3.418.667 orang.

Hal ini diperlukan upaya untuk menghindari adanya penumpukan wisatawan di wilayah Bali bagian selatan, maka diperlukan upaya dari berbagai pihak dan para pemangku kepentingan untuk mengenalkan wisatawan dengan daerah Bali utara, timur, dan barat, agar tidak menumpuk di selatan.

"Termasuk Ketika Fodor memasukkan Bali dalam daftar permasalahan overtourism, hal tersebut bisa teratasi dengan memaksimalkan lagi upaya mempromosikan potensi pariwisata di Bali," katanya.

Ia menyebut agar Bali tetap memiliki daya tarik bagi wisatawan mancanegara, ia mengajak seluruh elemen menjaga budaya Bali agar tidak hilang ditelan zaman.

Baca Juga: Serangan Hoaks Pilkada Bali: Polda Kewalahan Buru Buzzer TikTok & Instagram

"Memang Pulau Bali jika dibandingkan negara lain, keindahan alam tidak ada yang menandingi. Ayo kita bekerja sama siapapun itu untuk menjaga budaya Bali agar tetap lestari," katanya.

Iya juga yakin wisman yang datang ke Bali bukan sekadar melihat alam, tetapi yang utama adalah kebudayaan Bali.

Menjaga budaya Bali dalam kondisi apapun pariwisata di daerah ini tetap akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Bali.

Jatiluwih sebelumnya menjadi salah satu dari total 260 desa wisata lain yang berasal dari 60 negara anggota UN Tourism yang mendapat predikat baik atau Best Tourism Villages. (ANTARA)

Load More