SuaraBali.id - Tradisi Mesuryak merupakan salah satu ritual unik yang kental dengan nuansa spiritual dan kearifan lokal Bali.
Upacara ini dilaksanakan setiap enam bulan sekali, tepatnya pada Hari Raya Kuningan, yaitu sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan. Tradisi ini biasanya dilakukan di wilayah Kecamatan Tabanan yaitu Desa Bongan tepatnya di Desa Pakraman Bongan Gede.
Mesuryak berasal dari kata "suryak" yang berarti berteriak atau bersorak, menggambarkan suasana riang saat pelaksanaan upacara.
Dalam kepercayaan Hindu Bali, leluhur dipercaya turun ke dunia pada saat Hari Raya Galungan untuk mengunjungi keturunannya.
Setelah sepuluh hari, mereka kembali ke alam baka atau surga.
Tradisi Mesuryak bertujuan untuk memberikan bekal kepada leluhur agar perjalanan kembali ke alam baka berjalan lancar dan penuh berkah. Bekal yang diberikan berupa sesajen, salah satunya adalah uang.
Masyarakat Bali percaya bahwa dengan memberikan bekal kepada leluhur, mereka akan mendapatkan berkah berupa perlindungan dan keberkahan dalam kehidupan.
Selain itu, tradisi ini juga berfungsi untuk mempererat hubungan antara generasi yang hidup dengan leluhur mereka.
Upacara Mesuryak biasanya dilaksanakan pada pagi hari hingga siang hari. Prosesi dimulai dengan mempersiapkan sesajen yang terdiri dari berbagai macam makanan, minuman, dan uang. Sesajen ini kemudian ditempatkan di tempat yang telah ditentukan.
Baca Juga: Disdik Tabanan Terbitkan Larangan Guru Membuat Konten Melibatkan Warga Sekolah
Setelah itu, para keluarga akan berkumpul dan melaksanakan persembahyangan. Saat persembahyangan selesai, uang yang telah dipersiapkan akan dibagikan kepada anak-anak dan orang dewasa.
Mereka akan berebut uang tersebut sebagai simbol dari pemberian bekal kepada leluhur.
Tradisi Mesuryak yang masih dilaksanakan dari zaman nenek moyang mereka ada, tanpa diketahui kapandimulainya, sehingga sudah menjadi prosesi rutin dan mendarah daging sampai sekarang, tua muda, dewasa, anak- anak, laki dan perempuan bercampur baur, berdesak-desakan memperebutkan uang, mereka berteriak (Mesuryak), bersuka cita, suasana riang gembira, walaupun mereka berebutan,sehingga terpancar keakraban antar warga.
Tradisi Mesuryak adalah salah satu contoh nyata tentang bagaimana masyarakat Bali mampu menjaga keseimbangan antara kehidupan spiritual dan kehidupan sosial.
Dengan melestarikan tradisi ini, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memperkuat nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali