Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 01 Agustus 2024 | 17:20 WIB
Suasana SDN 36 Mataram ketika kegiatan belajar sedang berlangsung, Kamis (1/8/2024) [Suara.com/Buniamin]

SuaraBali.id - Pendistribusian peserta didik baru masih belum merata. Sejumlah sekolah di Kota Mataram masih kekurangan siswa. Salah satunya SDN 36 Ampenan yang hanya mendapatkan empat siswa pada tahun ajaran baru ini. 

Salah seorang guru di SDN 36 Ampenan, Masrahuddin mengatakan tahun ini jumlah siswa yang mendaftarkan diri meningkat dari tahun lalu. Dimana, tahun lalu sekolah negeri yang ada di Kota Mataram tersebut. 

“Tahun ini ada empat orang kita dapat siswa,” katanya Kamis (1/8/2024) pagi. 

Ia mengatakan, minimnya siswa yang mendaftar ke SDN 36 ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Bahkan total siswa yang ada di SDN tersebut dari kelas 1 hingga kelas VI yaitu hanya 33 orang siswa. 

Baca Juga: Dinsos Mataram: Penerima Bansos Ketahuan Judi Online Akan Dicoret

Dirincikan, kelas 1 sebanyak empat siswa, kelas II sebanyak empat siswa dan kelas III sebanyak empat siswa. Untuk kelas IV sebanyak satu siswa, kelas V sebanyak 14 siswa dan kelas enam yaitu enam siswa. 

Diterangkannya, konflik antar kampung menjadi salah satu penyebab minimnya siswa yang mendaftar ke SDN 36 Ampenan.

Dimana, akses masuk ke sekolah tersebut ditutup sehingga lingkungan yang lain memilih untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah yang lain. 

“Itu pernah dulu terjadi konflik. Tapi baru-baru ini terjadi kembali dan akhirnya ditembok dan banyak memilih ke sekolah yang lain,” katanya. 

Selain karena faktor penutupan akses masuk, usia sekolah di lingkungan tersebut sangat minim. Usia sekolah di lingkungan atau zonasi tersebut lebih banyak sudah berada di jenjang SMP dan SMA. 

Baca Juga: 5 Kloter Mendarat, Jemaah Haji NTB Berangsur Pulang ke Tanah Air

“Itu yang kurang usia sekolahnya. Kebanyakan usia anak SMA,” ucapnya. 

Para guru juga mengeluhkan, titik koordinat SDN 36 Ampenan tidak ada di google map. Hal ii menyulitkan para guru untuk mempromosikan sekolah tersebut.

“Tidak masuk google map juga ini. Jadi pas kita posting tidak terdeteksi SDN 36 Ampenan,” katanya.

Meksi jumlah siswa sangat minim, hal ini memudahkan para guru untuk bisa lebih fokus mengajar. Karena ruang kelas bisa diatur sehingga para siswa nyaman.

“Jadinya seperti les pribadi karena jumlah siswa sedikit,” tegasnya. 

Di sisi lain, sedikitnya jumlah siswa ini berdampak pada dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang minim. Hal ini menyebabkan sekolah tidak berani untuk menambah jumlah pendidik. 

“Sekarang ini ada delapan guru. Ada satu yang honor disini yang lainnya sudah ASN,” ungkapnya. 

Padahal dari jumlah tersebut masih kekurangan guru untuk materi olahraga. Karena keterbatasan tersebut, pihak sekolah melaksanakan olahraga secara bersama-sama setiap hari Sabtu. 

“Kita masuk itu April. Baru lengkap jumlah gurunya. Baru dibagi ke masing-masing kelas dan mata pelajaran. Kalau dulu-dulu itu digabung,” katanya.

Kontributor Buniamin 

Load More