Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 20 Juli 2024 | 17:58 WIB
Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV, Agustinus Budi Hartono saat ditemui pada Sabtu (20/7/2024) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

SuaraBali.id - Tali layangan disinyalir menjadi penyebab utama jatuhnya helikopter pariwisata dengan registrasi PK-WSP di tebing Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (19/7/2024) sore. Hal tersebut semakin diperkuat setelah komunikasi dengan pilot helikopter tersebut dapat dilakukan.

Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV, Agustinus Budi Hartono menjelaskan jika pilot helikopter tersebut, Dedi Kurnia sempat menyampaikan jika dia menyadari ada layang-layang yang berada di atas helikopternya saat terbang pada ketinggian 1.000 kaki atau sekitar 300 meter.

Namun, Agustinus menyampaikan jika dirinya juga belum berbicara secara rinci terkait hal tersebut kepada Dedi.

“Karena terus terang kami juga belum berbicara detail kepada pilotnya terkait hal tersebut. Yang pastinya pilotnya menyampaikan begitu di 1000 feet tersebut dia melihat layang-layang di atas dia,” ujar Agustinus saat ditemui di kantornya pada Sabtu (20/7/2024).

Baca Juga: Firasat Buruk Kru Helikopter Sebelum Jatuh di Tebing Pecatu Bali

Karena menyadari layangan sudah berada di atas helikopternya dan melilit baling-balingnya, Agustinus menilai sudah terlambat untuk mengatasi masalah tersebut saat itu. Sehingga, helikopter tersebut akhirnya semakin sulit dikendalikan hingga akhirnya terjatuh.

“Informasinya dari beliau kayaknya beliau sudah terlambat. Sudah terlambat ya udah, akhirnya helikopternya sudah nggak bisa dikendalikan,” imbuhnya.

Namun demikian, Agustinus belum dapat menyimpulkan hal tersebut sebagai sebuah kelalaian. Dia meminta untuk menunggu proses investigasi yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang akan menyelidiki penyebab peristiwa tersebut dengan rinci.

“Saya tidak bisa bilang ini ada kelalaian atau tidak ya. Nanti mungkin tim investigasi lebih lanjut dari KNKT,” pungkasnya.

Agustinus juga menerangkan jika helikopter tersebut adalah buatan tahun 2018. Sementara, Dedi juga sudah memiliki jam terbang menerbangkan helikopter tersebut sejak tahun 2023 lalu.

Baca Juga: Kesaksian Warga yang Melihat Helikopter Jatuh di Pecatu, Terbentur Tebing

Sebelumnya diberitakan, kecelakaan helikopter itu mengakibatkan 5 korban. Kelima korban saat ini dievakuasi dalam keadaan selamat.

Pilotnya saat ini sudah diperbolehkan untuk pulang, sementara 4 korban lainnya masih memerlukan perawatan di rumah sakit.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

Load More