SuaraBali.id - Jenazah NI (13) korban dugaan penganiayaan di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Lombok Barat langsung masuk ruang autopsi rumah sakit Bhayangkara Mataram sekitar pukul 13.00 wita. Sebelum meninggal, ibu korban hanya bertemu dengan anaknya Jumat kemarin.
Ibu korban Raudah mengatakan kaget dengan kabar kondisi anaknya yang sudah kritis. Karena sebelumnya belum pernah mendapatkan kabar bahwa anaknya sakit akan tetapi setiap berbicara melalui via telpon selalu minta pulang.
“Setelah dia masuk semester II, itu pindah kamar. Dia selalu minta pulang setiap kali telepon,” tuturnya Sabtu (29/6/2024) saat mengantar jenazah anaknya ke ruang otopsi RS Bhayangkara.
Ia mengatakan, anaknya tidak pernah bercerita kondisi sebenarnya. Karena setiap ditanya alasan untuk pulang yaitu kamar mandi kotor dan alasan lainnya.
Baca Juga: Musim Kemarau Tiba, Suhu NTB Anjlok hingga 19 Derajat Celcius Hingga Terasa Dingin
“Alasannya karena kamar mandinya airnya kotor. Cuma saya kasih tahu, kamu sudah satu semester lewatin air kotor itu. Tapi yang lain tidak pernah cerita,” ungkapnya.
Sebagai anak satu-satunya, kabar ini menjadi duka yang mendalam baginya dan keluarga. Apalagi selama kondisi kritis, sang ibu tidak bisa menemaninya lebih lama.
“Kamis pagi berangkat dan sampai sini itu Jumast sore,” tuturnya.
Meski tidak ada respons balik dari anaknya, ibunya selalu mengajaknya untuk berbicara.
Namun yang bisa didengar hanya suara nafas yang dibantu oleh alat-alat medis yang dipasang oleh pihak rumah sakit.
Baca Juga: Jemaah Haji Asal NTB Ini Belanjakan Rp 10 Juta Demi Bawa Oleh-oleh
“Tidak ada respons dari hari pertama itu. Berdenyut itu mungkin karena alatnya,” katanya.
Namun terkait cerita kalau dugaan pemukulan itu sebelum kondisi korban semakin kritis. Akan tetapi korban tidak menceritakan pelaku, dan lokasi tindakan penganiayaan yang dilakukan kepada anaknya.
“Cerita itu kan sebelum dia koma,” katanya.
Diterangkannya, pada saat masih di pondok pesantren keluarga korban sempat mendapatkan kabar bahwa NI sakit dari keluarga yang saat ini juga masih menempuh pendidikan di lembaga pendidikan yang sama.
Hanya saja ketika pihak keluarga meminta keterangan pihak asrama, hanya dijelaskan bawa NI dalam kondisi baik-baik saja.
“Sempat telpon katanya baik-baik saja dan itu yang jawab orang penjaga mereka. Mungkin dia belum tahu. Dia baru WA lagi dia sakit dan kami sudah bawa ke klinik. Tidak dijelaskan sakitnya apa,” ucapnya.
Kontributor : Buniamin
Berita Terkait
-
Menikmati Liburan Tenang dan Berkelanjutan: Ini 4 Rekomendasi Akomodasi Ramah Lingkungan di Lombok
-
Sadis! Bocah 10 Tahun Disetrum, Dicekoki Miras dan Dibanting di Pabrik Padi, 3 Tersangka Diringkus!
-
10 Surga Tersembunyi di Lombok, Wisata Lombok yang Lagi Hits
-
Dituduh Mencuri, Bocah 10 Tahun di Tangerang Disetrum hingga Disiram Air Miras
-
Kata Kapolda Kepri Soal Ibu Rantai dan Siksa Anak Sendiri di Batam
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Tiket Ludes 2,5 Bulan, OPPO Run 2024 Sukses Gelar Event Olahraga di Bali
-
Ingin Punya Rumah di Kota Pahlawan? Hadiri KPR BRI Property Expo 2024
-
Pintu Masuk Desa yang Terdampak Erupsi Lewotobi Dipasangi Spanduk Dilarang Masuk
-
Bawaslu Bali Mulai Awasi Serangan Fajar Jalur Uang Digital
-
Inilah Kelebihan Apple Watch SE Gen 2