Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 11 Juni 2024 | 15:32 WIB
Tampak depan gudang penyimpanan gas elpiji di Jalan Cargo II Nomor 6, Kelurahan Ubung Kaja, Denpasar Utara, Bali yang mengalami kebakaran pada, Senin (10/6/2024). [ANTARA/Rolandus Nampu]

SuaraBali.id - RSUP Prof. Ngoerah mengonfirmasi jumlah korban meninggal dunia akibat peristiwa kebakaran gudang elpiji di Denpasar Utara, Kota Denpasar pada Minggu (9/6/2024) lalu menjadi tiga orang. Hal tersebut terkonfirmasi hingga Selasa (11/6/2024) siang.

RSUP Prof. Ngoerah menerima total 16 pasien dengan luka bakar serius hingga saat ini. Jumlah tersebut awalnya hanya sebanyak 4 orang yang dirujuk langsung saat peristiwa terjadi. 

Kemudian, seiring perkembangan RSUP Prof. Ngoerah menerima 12 pasien rujukan dari 4 rumah sakit berbeda. 7 pasien dirujuk dari RSUD Mangusada Badung, 3 pasien dari RS Surya Husadha Ubung, dan 2 pasien dari RS Bali Med.

RSUP Prof. Ngoerah juga menyebut peristiwa ini sebagai kejadian luar biasa.

Baca Juga: Satu Korban Kebakaran Gudang Gas LPG di Denpasar Meninggal, 13 Korban Lainnya Kritis

“Berdasarkan kejadian luar biasa terhadap ledakan gudang gas dengan total pasien yang datang ke rumah sakit prof Ngoerah ada 16 yang diterima mulai tanggal 9 Juni,” ujar Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Prof. Ngoerah, dr. Affan Priyambodo Permana saat ditemui pada Selasa (11/6/2024).

“Kondisi dari 16 pasien ini per jam ini, 13 orang masih dirawat 3 orang sudah wafat dan meninggal dunia,” imbuhnya.

Korban meninggal dunia pertama bernama Edi Herwanto yang meninggal pada Senin (10/06/2024) pada pukul 01.00 WITA. Kemudian korban Purwanto yang juga meninggal pada hari yang sama pada pukul 13.45 WITA.

Sementara korban terbaru yakni Yudis Aldianto yang meninggal pada Selasa (11/06/2024) pukul 03.15 WITA.

Mereka bertiga meninggal dunia karena disebabkan oleh kondisi luka bakar yang sangat parah. Kondisi terparah dialami Edi Herwanto yang mengalami luka bakar hampir 90 persen. Sementara Yudis mendapat luka bakar hingga 88 persen, dan Purwanto dengan luka bakar 74 persen.

Baca Juga: PJ Gubernur Bali Minta Wisatawan Hormati Adat Budaya Bali : Kita Sebagai Tuan Rumah

Luka bakar tersebut juga mencapai saluran pernapasan korban hingga mempengaruhi kinerja paru-paru dan jantung mereka.

“Yang menyebabkan meninggalnya itu adalah karena kondisi yang cukup berat. Dari luka bakarnya kalau kami di ICU kalau lebih dari 70 persen itu dihitung dari seluruh tubuhnya itu sudah kemungkinan berat (diselamatkan) dari paru-paru dan jantungnya,” tutur Kepala Instalasi Rawat Intensif RSUP Prof. Ngoerah, dr. I Putu Kurniyanta pada kesempatan yang sama.

Sementara itu, kini masih ada 13 pasien lainnya yang masih berstatus kritis dan sedang dirawat intensif di ruangan ICU. Mereka disebut dalam keadaan tidak sadarkan diri dan menerima perawatan yang steril.

Pihak dokter berfokus untuk memberikan penanganan dengan membuka saluran napas dan cairan terhadap korban. Pasalnya, akibat luka bakar tersebut menyebabkan korban kehilangan banyak cairan.

“Sekarang kita sudah lakukan satu proses perbaikan menyeimbangkan dari kebutuhan tubuhnya berupa cairan dan pernapasan atau kekurangan albumin kita akan berikan albumin untuk menyeimbangkan eletroniknya,” ujar Dokter Bedah Plastik RSUP Prof. Ngoerah, dr. I Gusti Putu Hendra Sanjaya.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

Load More