Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 10 Juni 2024 | 19:48 WIB
Ogoh-ogoh Laksmi Alaksmi dan Sura Kasuran saat ditampilkan di Lapangan Puputan Badung, Kota Denpasar, Jumat (1/3/2024) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

SuaraBali.id - Ogoh-ogoh merupakan salah satu kesenian di Bali yang sudah terkenal. Banyak orang ingin menyaksikan parade ogoh-ogoh di Bali seperti halnya wisatawan.

Ogoh-ogoh sendiri adalah patung raksasa yang dibuat dari kertas dan bambu yang diarak dalam pawai pada malam Nyepi di Bali. Patung ini menggambarkan sosok yang menakutkan dan jahat, mewakili kejahatan dan energi negatif.

Tujuan dari Ogoh-ogoh adalah untuk mengusir dan menyingkirkan roh-roh jahat dan energi negatif dari desa menjelang perayaan Nyepi. Dipercaya bahwa dengan membakar Ogoh-ogoh, semua kejahatan dan kesialan akan ikut terbakar.

Adapun tradisi pembuatan Ogoh-ogoh sudah ada sejak berabad-abad lalu. Biasanya, setiap desa atau banjar (kelompok masyarakat adat) akan membuat satu atau lebih Ogoh-ogoh. Pembuatannya dilakukan secara gotong royong.

Baca Juga: Tetap Menolak MXGP, Pj. Gubernur NTB Merasa Lebih Banyak Orang yang Rugi

Pada sore hari Nyepi, Ogoh-ogoh diarak keliling desa dengan diiringi musik gamelan dan nyanyian. Pawai ini dikenal sebagai "Ngrupuk". Saat malam tiba, Ogoh-ogoh dibawa ke persimpangan jalan atau tanah lapang untuk dibakar.

Pembakaran Ogoh-ogoh melambangkan proses penyucian dan pembaruan. Api dipercaya akan membakar semua kejahatan dan energi negatif, sehingga desa akan bersih dan suci saat Nyepi tiba.

Ogoh-ogoh memiliki berbagai simbolisme, antara lain:

* Monster atau iblis yang mewakili kejahatan dan energi negatif
* Pengusiran roh-roh jahat dan kesialan dari desa
* Pembaruan spiritual dan penyucian menjelang Nyepi
* Kreativitas dan gotong royong masyarakat Bali

Ogoh-ogoh juga memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Ada yang berwujud binatang mitos, seperti naga atau raksasa, ada pula yang berwujud tokoh fiksi atau karakter dari cerita rakyat.

Baca Juga: Mobil Kembali Parkir Sembarangan di Ubud, Pengayah Sampai Angkat ke Trotoar

Kerumitan desain dan detailnya pun bervariasi, tergantung pada kreasi dan kemampuan pengrajin.

Saat ini ogoh-ogoh Bali telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2015. Hal ini menjadi bukti pentingnya tradisi budaya ini bagi masyarakat Bali.

Load More