Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 13 Mei 2024 | 18:25 WIB
Sejumlah wisatawan lokal dan mancanegara saat mengunjungi Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali, Selasa (7/5/2024). Objek wisata tersebut menjadi salah satu lokasi kunjungan delegasi World Water Forum ke-10 pada 18--25 Mei 2024 dan saat ini masih dalam persiapan pembenahan infrastruktur yang sudah mencapai 70 persen. (Foto: Agus Siswanto/InfoPublik)

SuaraBali.id - Pembelajaran daring bagi 50 lebih sekolah selama perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 diberlakukan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Bali.

“Kalau sekolah dasar sekitar 30-an, SMP 15, SMA sekitar 12, jadi ini belajar daring jenjang SD, SMP, dan SMA,” kata Kepala Disdikpora Bali KN Boy Jayawibawa, Senin (13/5/2024).

Menurutnya proses belajar daring dilakukan untuk meminimalkan gangguan lalu lintas selama World Water Forum akibat aktivitas siswa di jalan baik menuju maupun pulang dari sekolah.

Dengan demikian, dipastikan para siswa yang sekolahnya masuk dalam daftar tetap mengikuti pembelajaran dari rumah masing-masing atau berupa pemberian tugas, sehingga tidak berkeliaran di jalan.

Baca Juga: Motivasi Teco Stadion Akan Penuh Saat Semifinal Bali United Tinggal Kenangan

“Sesuai arahan Pj Gubernur nanti selama World Water Forum diharapkan para siswa belajar daring yang tujuannya mengurai kepadatan lalu lintas, tapi khusus untuk wilayah Denpasar Selatan dan Badung Selatan,” ujar Boy.

Sedangkan sekolah yang diberlakukan belajar daring hanya di kawasan seputaran Jalan Bypass Ngurah Rai hingga Nusa Dua Kuta Selatan sebagai akses utama pergerakan delegasi.

Sekolah-sekolah tersebut juga dipastikan dapat mengikuti arahan Pemprov Bali, karena diperlakukan sama tiap ada pertemuan internasional.

Kebijakan ini berlangsung dari 20-22 Mei atau selama tiga hari, sementara di hari lain skema tersebut dinilai belum terlalu dibutuhkan.

“Kalau di luar dari Denpasar Selatan dan Badung Selatan tentu belajar seperti biasa sesuai kalender pendidikan, termasuk di daerah karyawisata tetap normal seperti biasa, dan kebetulan secara kalender pendidikan sudah agak longgar jam pelajarannya, jadi ke Jatiluwih dan Melukat kami tidak liburkan karena tidak berbenturan jamnya,” jelas Disdikpora.

Baca Juga: Privat Mbarga Juga Pernah Jadi Korban Rasisme, Erick Thohir Minta Supporter Naik Kelas

Menurutnya Pemprov Bali sendiri melihat ketika hari biasa kendaraan yang dibawa siswa atau antarjemput siswa ditambah aktivitas masyarakat umum membuat jalan-jalan padat, sehingga mereka berharap dengan upaya ini tidak ada hambatan bagi pelaksanaan WWF yang berlangsung 18-25 Mei 2024.

“Harapan kami dengan adanya pembelajaran daring jadi menguraikan kepadatan lalu lintas, sehingga pelaksanaan World Water Forum ini tentu berjalan lancar dari aspek lalu lintas,” katanya. (ANTARA)

Load More