SuaraBali.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berencana memperluas wilayah konservasi di laut yang ada si sekitar wilayah Provinsi Bali. Wilayah konservasi yang sudah ada saat ini akan diperluas sejalan dengan niat pemerintah pusat yang memperluas wilayah konservasi laut sampai 30 persen.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Putu Sumardiana menjelaskan jika pada tahun 2024 pihaknya menargetkan peningkatan konservasi laut sampai 10 persen. Target tersebut lebih rendah dari target nasional karena wilayah perairan di Bali cukup sempit.
Sejauh ini menurutnya progres peningkatan konservasi laut sudah mencapai 5 persen.
“Bali ini kan sempit ya, ditargetkan secara nasional sebenarnya 30 persen. Tahun ini untuk Bali kan 10 persen, sekarang sudah ada 5 persen lebih,” ujarnya saat ditemui dalam kegiatan Bali Ocean Days di kawasan Jimbaran, Kabupaten Badung, Jumat (19/01/2024).
Dari penjelasannya, wilayah konservasi laut di Bali terbagi menjadi beberapa zona. Zona-zona tersebut tersebar di wilayah perairan yang ternama si Bali seperti kawasan Tulamben, Nusa Penida, hingga Lovina.
“Di Bali itu yang sudah ada itu di Nusa penida, nusa Lembongan, di Buleleng itu ada Pemuteran, kawasan Lovina sama Tejakula, di Karangasem ada Tulamben,” imbuhnya.
Kawasan-kawasan tersebut memiliki zona penyangga dan zona inti. Zona inti nantinya yang menjadi area terbatas termasuk tidak bisa menangkap ikan.
Kawasan tersebut nantinya menjadi tempat perlindungan ikan dan ekosistem yang ada di sekitarnya seperti terumbu karang.
“Kawasan konservasi nanti akan sebagai rumah ikan, keberlanjutan dan yang lainnya itu yang penting. Sehingga laut kita memang benar-benar dijaga baik dari sisi sampah plastik dan lainnya,” tuturnya.
Baca Juga: Upaya Dinas Pariwisata Bali Meningkatkan Keamanan dan Kenyamanan Wisatawan
Namun, Sumardiana juga menjelaskan jika pihaknya masih mengalami kendala seperti dukungan pihak lainnya termasuk pada bidang anggaran. Pihaknya juga terus menggandeng organisasi nonpemerintah bidang lingkungan untuk menyukseskan target tersebut.
“Kendala sebenarnya mungkin dari sisi dukungan semua pihak baik penganggaran dan sebagainya. Kami juga berusaha menggandeng stakeholder, NGO (Non-Governmental Organization) di Bali,” pungkasnya.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah