Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 17 Maret 2022 | 09:41 WIB
Griya Agung Beraban yang kembali menggelar upacara Pawintenan Ida Bhawati. Upacara tersebut dilakoni oleh Jero Mangku Wayan Sukadana bersama istri Jero Mangku Ni Wayan Siki Adnyani pada Selasa (15/3/2022) di Griya Agung Beraban, Denpasar Barat. [Foto : Istimewa/beritabali.com]

SuaraBali.id - Griya Agung Beraban yang kembali menggelar upacara Pawintenan Ida Bhawati. Upacara tersebut dilakoni oleh Jero Mangku Wayan Sukadana bersama istri Jero Mangku Ni Wayan Siki Adnyani pada Selasa (15/3/2022) di Griya Agung Beraban, Denpasar, Bali.

Keduanya kini telah dinobatkan menjadi Sulinggih yaitu Ida Bhawati Pasek oleh Pasemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR).

Menurut Ketua panitia penyelenggara Pawintenan Bhawati, Nyoman Kenak, upacara ini dalam rangka tradisi Nyambung Rah, yaitu mengikuti jejak sang orang tua yang telah menjadi seorang sulinggih.

"Seorang sulinggih di Pasemetonan MGPSSR wajib menjalani tahap Bhawati atau anak-anaking pandita. Secara niskala, kini calon Sulinggih telah masuk ke rahim nabe, yang nantinya akan lahir menjadi sulinggih melalui upacara Apod Gala Dwijati," terangnya sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.

Baca Juga: Bule Australia Jadi Korban Pencurian di Sanur, Uang Tunai Sampai Perhiasan Perak Digasak Maling

Karena dilakukan di masa kegiatan ini tetap mematuhi protokol kesehatan dan diawasi oleh Satgas Desa Dauh Puri Kauh. Tamu juga dibatasi semua hadirin diimbau menggunakan masker tanpa kecuali.

"Kami apresiasi juga para sulinggih yang tetap taat prokes. Selalu disiplin mengenakan masker. Ini menjadi contoh bagi umat," ujar Kenak.

Pada kesempatan itu, Ketua PHDI Provinsi Bali Prof. Dr. I Ngurah Sudiana turut memberi apresiasi kepada kedua Ida Bhawati Pasek yang bersedia menempuh dunia kependetaan.

Ia pun mendukung lahirnya sulinggih dari berbagai pesemetonan di Bali, termasuk dari MGPSSR. Bali menurutnya masih memerlukan banyak sulinggih untuk melayani umat, baik dalam pelaksanaan upacara agama hingga Dharma wacana.

"Titiang kagum sekali dengan Semeton MGPSSR sampun memiliki Ida Brahmana kurang lebih 300," ungkapnya.

Baca Juga: Bule Rusia Ini Sebut Denpasar Menjadi Dispenser Dan Heboh di Bandara Ngurah Rai Bali

Selain itu juga diapresiasi terkait upacara berlangsung dengan mengedepankan prokes. Upacara ini dipimpin oleh empat sulinggih, yakni Ida Pandita Mpu Nabe Sinuhun Siwa Putri Prama Dhaksa Manuaba sebagai Nabe Saksi. Ida Pandita Mpu Nabe Dharmika Tanaya sebagai Nabe Saksi.

Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Mertayoga sebagai Nabe Tapak. Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Putra Pamuteran sebagai Nabe Waktra. Dan Ida Pandita Mpu Nabe Siwa Budha Dhaksa Dharmita.

Upacara ini juga digelar bersamaan dengan piodalan di Merajan Agung Griya Agung Beraban.

Load More