Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 09 Desember 2021 | 11:34 WIB
Rumah warga di Lombok Barat yang terdampak banjir masih dipenuhi lumpur. [Suara.com/ Lalu Muhammad Helmi Akbar]

SuaraBali.id - Memasuki hari ketiga di tenda pengungsian, warga terdampak banjir mulai keluhkan kondisi kesehatan mereka. Salah satunya di Desa Batulayar Utara, Kecamatan Batulayar,  Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (9/12/2021).

Para pengungsi mengeluhkan mengeluhkan alergi, gatal-gatal, dan diare. Selain itu, anak-anak juga tak sedikit yang menderita demam.

“Banyak yang sakit perut dan gatal, Mas,” kata Hidayati (42) saat di tenda pengungsian.

Kondisi ini, menurut Yati, barangkali disebabkan oleh kondisi tenda yang dingin dan lembab. Selain itu, ia juga menyebut agar kondisi Kesehatan warga terdampak banjir jadi perhatian serius pemerintah.

Baca Juga: Pengungsi Banjir Lombok : Kami Benar-benar Membutuhkan, Barang Habis Diterjang Banjir

“Kemarin kan waktu banjir itu basah, dingin, ganti bajunya lama, mungkin efeknya sekarang, lanjutnya.

Salah satu tenda pengungsian yang berada di wilayah Batulayar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (7/12/2021) malam. [Foto : Suara.com / Lalu Muhammad Helmi Akbar]

Senada dengan Yati, Maheri (45) juga menyampaikan keluhan warga yang banyak menderita flu dan gatal-gatal. Hal itu, kata Maheri mungkin disebabkan oleh kutu air terutama saat membersihkan material longsor di rumahnya.

“Saya kan sering pulang membersihkan rumah, di sana masih banyak lumpur, nyamuk, dan sampah, mungkin itu penyebabnya," kata Maheri.

Maheri juga menyampaikan keluarganya belum berani Kembali ke rumah. Hal ini lantaran masih trauma mengingat kejadian mencekam pada hari Senin (6/12/2021) saat banjir dan longsor mulai datang.

“Anak dan istri saya belum berani pulang, masih takut ke rumah,” katanya.

Baca Juga: Bocah 3 Tahun yang Tenggelam di Lombok Tengah Ditemukan Meninggal di Semak Pinggir Kali

Selain itu, ketersediaan air bersih, diharapkan ada pasokan tambahan. Mengingat, pengungsi mulai kesulitan untuk mandi, cuci dan kakus (MCK).

“Banyak sumur yang rusak, airnya belum bisa kita gunakan, masih kotor,” sebut Maheri.

Namun, Maheri tak menampik bahwa petugas kesehatan yang ada di lokasi rutin melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga terdampak, terutama anak-anak. Selain itu, ia juga menyebutkan kebutuhan logistik seperti makanan dan pakaian sudah lebih dari cukup disiapkan bagi pengungsi.

Korban banjir di Batulayar Utara, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu (8/12) membutuhkan pakaian bekas dan perlengkapan bayi dari pampers sampai minyak kayu putih. [Foto ; ANTARA]

Mengamini itu, keluhan pengungsi soal kondisi kesehatannya diklaim dapat diatasi dengan baik. Mengingat ketersediaan obat yang mencukupi, serta adanya bantuan tim kesehatan baik dari TNI-Polri, BPBD, relawan, dan jajaran Puskesmas Meniting.

“Kita yang menyediakan fasilitas Kesehatan bagi warga sudah sangat mempersiapkan itu, keluhan warga memang wajar, kita akan tangani itu,” ucap dr Nisa dari RSAD Bhakti Mataram di lokasi pengungsian.

Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar

Load More