SuaraBali.id - Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa menjelaskan pihaknya membidik 110.000 rumah tangga di Bali terpasang instalasi panel surya.
Langkah ini dilakukan dalam mempercepat akselerasi penggunaan energi bersih atau energi terbarukan (EBT) di Pulau Dewata.
Jumlah tersebut merupakan potensi pasar konsumen modul surya sebesar 9-11 persen dari jumlah keseluruhan rumah tangga di Bali sebanyak 1,1 juta (berdasarkan data BPS-red).
Sebanyak 9-11 persen tersebut, menurutnya, orang yang mulai mengikuti segmen konsumen awal yang tergolong early adopter yang secara nasional sebanyak 2 persen.
Baca Juga: Hore! Bali Safari Park Punya Idola Baru, Lahir 2 Bayi Hyena Belang
Belum lagi, kata dia, ditambah segmen perhotelan dan ruko-ruko maka pasarnya akan semakin luas.
"Early adopter ini orang pemula yang sudah tertarik sejak awal teknologi panel surya dan ingin mengaplikasikannya ke rumah mereka, secara nasional tercatat sekitar 2 persen dan 9-11 persen merupakan penambahan dari jumlah early adopter, yakni orang yang tertarik, secara finansial mampu dan mulai mengikuti," katanya.
Semakin banyaknya pasar tersebut, ia optimistis akan mempercepat realisasi penggunaan energi bersih di Bali sebagaimana sudah diatur dalam Perda 9 tahun 2020 dan Peraturan Gubernur Bali no 45 tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih.
Secara umum, ia menyebut potensi pembangkit energi terbarukan (EBT) di Bali berdasarkan Rancangan Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi Bali, mencapai 3.685 MW.
Untuk pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS sebesar 1.254 MW dan pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) sebesar 1.000 MW.
Baca Juga: Gubernur Bali Wayan Koster Tak Sendiri Jadi Terlapor Kasus Kebebasan Beribadah
"Dalam RUED tersebut, Pemprov Bali menargetkan pada tahun 2025 adanya pembangunan PLTS dengan kapasitas sebesar 75 MW," sebutnya dilansir laman BeritaBali, Kamis (10/6/2021).
Maka itu, Fabby mengatakan, adanya kebutuhan tersebut harus diimbangi dalam tenaga terampil (SDM) yang memadai, dan pengusaha-pengusaha yang bergerak dalam pemasangan modul surya yang disebut Solarprenuer atau UMKM sektor energi.
Untuk itulah, adanya Energy Outlet seperti di Juragan Atap Surya ini berfungsi tempat belajar atau mengedukasi konsumen, sekaligus bimbingan teknis dan konsultasi bagi SDM dan pengusaha yang tertarik untuk bergerak di bidang energi tersebut.
"Di Bali baru ada 8 perusahaan yang bergerak dalam panel surya, jika dibandingkan pasar yang ada masih kurang sehingga butuh banyak SDM dan pengusaha bidang energi lagi sekaligus membentuk ekosistemnya," katanya.
Berita Terkait
-
Soroti Penerbitan Sertifikat, Kapolda Bali Beberkan Tantangan 'Sikat' Mafia Tanah
-
Berangsur Normal, Jumlah Penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Meningkat
-
Dinas Sosial Bogor 'Biarin' Korban Bencana, Pegawai Jalan-jalan ke Bali Pakai Anggaran Rp900 Juta?
-
3 Rekomendasi Tempat Melukat di Bali untuk Ketenangan Batin
-
Apa Plus Minus Kuliah di Bali? Tak Hanya Bisa Belajar sambil Wisata, Ini Alasan Orang-orang Tak Pilih Pulau Dewata
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
-
Lion Air Bikin Aturan Baru Mulai 1 Desember: Bawa Kardus Besar, Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam!
Terkini
-
Legenda Nasi Tahu Ni Sarti Sukawati: Kuliner Vegetarian yang Selalu Diburu Wisatawan
-
Dari Pos Pengungsian Gunung Lewotobi, Warga Tetap Dukung Dan Semangati Timnas Indonesia
-
Serangan Fajar Pilkada 2024 Diprediksi Beralih dari Tunai Jadi Uang Digital
-
Raja-raja di Bali Minta Bandara Bali Utara Dibangun di Atas Laut
-
Cerita Warga Saat Kejadian Erupsi Gunung Lewotobi, Lari Dan Hanya Ada Pakaian di Badan