Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 15 November 2024 | 19:29 WIB
Desain Bandara Bali Utara [Kementerian PUPR]

SuaraBali.id - Tokoh puri se-Bali diajak berembuk oleh PT Bali Internasional Bali Utara (BIBU) selalu vendor pembangunan Bandara Bali Utara yang berlangsung di Puri Ageng Blahbatuh pada Jumat (15/11/2024).

Adapun tokoh puri sentral yang hadir adalah Raja Puri Agung Klungkung, Ida Dalem Semara Putra. Dikatakan bahwa tokoh Puri pada hakekatnya setuju dengan pembangunan Bandara dan tidak tabu terhadap modernisasi.

Namun ia menekankan bahwa Pembangunan di Bali harus memperhatikan local jenius yang mana di Bali kental dengan adat dan tradisi.

"Di kawasan Bali Utara terdapat Pura bersejarah. Sejak Wangsa Warmadewa. Agar tidak tergerus, maka kami usulkan agar Bandara Bali Utara dibangun di atas laut," ujar Ida Dalem Semara.

Baca Juga: Duel Berdarah Kayu Vs Pedang di Buleleng Diduga Karena Masalah Asmara Dan Cemburu

Menurutnya Pembangunan tersebut harus memperhatikan unsur historis.

"Sebab Bali oleh dunia pariwisata dunia dikenal dengan tradisi. Maka harus tetap dijaga," pintanya.

Sedangkan dari PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, menyatakan, kebutuhan Bandara di Bali Utara tergolong mendesak.

"Kami target satu runway di tahun 2027," ujarnya.

Kesibukan Bandara Ngurah Rai selama ini yang trayek penerbangan antar provinsi bahkan luar negeri dinilai harus dibantu oleh Bandara di Bali Utara untuk sebaran penumpang.

Baca Juga: Unik, Tukang Payas Ini Tangkil di Pura Melanting Buleleng Sambil Dandan

Apalagi turis kini kerap pergi ke wilayah Buleleng hingga Karangasem untuk mencari objek wisata di luar Bali Selatan.

Dukungan tokoh puri se-Bali di Puri Agung Blahbatuh di Bali ini dinilai penting untuk memastikan harmonisasi di alam Bali.

"Dukungan ini penting untuk memastikan pembangunan dilakukan secara aman dan tidak merusak alam di daratan, lebih-lebih di kawasan suci atau pura," jelas dia.

Sebagaimana diketahui, pembangunan Bandara Bali Utara ini adalah inisiatif dari sektor swasta dan tidak menggunakan dana pemerintah. Investornya dari perusahan Cina, Chang Ye Construction Group, dengan nilai kerja sama US$ 3 Miliar setara Rp 50 triliun.

Load More