Dahulu, ketentuan perayaan Nyepi belum seragam
Pada zaman dulu, perayaan Nyepi di Bali tidak seragam. Kecuali ketentuan amati geni yang biasanya ditandai malam tanpa lampu, konsep amati lelungan (tidak bepergian) ditafsirkan secara berbeda dari satu desa ke desa lain.
Di beberapa desa, warga memang tinggal di rumah saat Nyepi, tetapi di desa lainnya warga ke luar rumah, beramai-ramai ada di jalan, tanpa mengendarai mobil, motor, atau sepeda.
Di saat itu, Nyepi justru dijadikan ajang berkumpul di ruang publik, yang penting tidak mengendarai kendaraan.
Baca Juga: Tradisi Ngembak Geni dan Maknanya Bagi Umat Hindu
Anak-anak main kasti atau loncat karet di jalan raya.
Bila ada pecalang datang, barulah mereka masuk rumah, dan ke luar lagi bila pecalang sudah pergi.
Kriminalitas di saat Nyepi
Nyepi juga dimanfaatkan pencuri untuk beraksi. Pada Nyepi 9 Maret 1970, Toko Djaja Agung di Jalan Gajah Mada Denpasar mengalami peristiwa pencurian.
Toko yang menjual arloji ini kehilangan 89 jam tangan, dengan kerugian di zaman itu ditaksir Rp200 - Rp300 ribu.
Baca Juga: Pelaksanaan Nyepi Masyarakat Bali Sudah Ada Sejak Abad ke-8 Masehi
Untungnya bagi pemilik toko, dan malangnya si maling, kurang dari 24 jam ia sudah ditangkap seorang jaksa di Tabanan karena gerak-geriknya mencurigakan.
Pencuri itu menawarkan jam berkualitas baik dengan harga murah. Setelah digeledah, ternyata dia membawa seluruh arloji hasil curian di Toko Djaja Agung.
Berita Terkait
-
Rumah Hindati Warga Depok Dibobol Maling saat Ditinggal Salat Ied, Motor Scoopy hingga HP Lenyap
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
-
7 Potret Artis Rayakan Nyepi 2025, Happy Salma Ikut Pawai Ogoh-Ogoh
-
Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako hingga Renovasi Pura
-
60 Poster Nyepi 2025 Bisa Diedit Jadi Ucapan Hari Raya Umat Hindu
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Suryani, Simbol Kartini Masa Kini
-
Pemprov Bali Juga Larang Distribusi Air Kemasan Plastik di Bawah 1 Liter dari Luar Bali
-
Keluhan dan Harapan Pedagang di Pasar Badung Jika Tas Kresek Dilarang di Bali
-
Hari Pertama Masuk Kerja, Antrean di Sentra Pelayanan Publik Mataram Membludak
-
Bukan Sepak Bola, Bukan Piknik, Tapi WNA Ini Malah Main Golf di Stadion Karangasem