Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Rabu, 14 Oktober 2020 | 12:22 WIB
Ilustrasi penangkapan.

SuaraBali.id - Imam Arifin, pemilik kafe Jelita di Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali ditangkap usai menebas kepala pengunjungnya yang bernama Gung Monjong.

Insiden pemilik kafe tebas pengunjung terjadi Minggu (11/10/2020) dini hari.

Kapolsek Denpasar Selatan AKP Citra Fatwa Ramadani mengatakan pihaknya menangkap Imam rumahnya di Jalan Wirasatya Gang Biawak nomor 102 Sidakarya Denpasar Selatan tak lama setelah kejadian.

"Tersangka kami tangkap di rumahnya. Barang bukti celurit sudah kami amankan," ujarnya seperti dikutip dari Beritabali.com (jariangan Suara.com).

Baca Juga: Melawan Covid-19, Semua Bisa Jadi Pahlawan

Sementara dari hasil interogasi, tersangka Imam mengaku menebas korban karena tidak terima anak buahnya ditusuk oleh korban.

"Anak buah saya ditusuk saya tidak terima. Dia teman saya dan sudah bertahun tahun ikut saya. Saya spontanitas menebasnya dan saya tidak menyesal," kata Imam.

Ilustrasi penangkapan. [Suara.com/Eko Faizin]

Kronologi

Sebelumnya, pria asa Bangkalan, Jawa Timur tersebut menebas kepala Monjong dengan celurit lantaran kesal melihat pegawainya dilukai.

Citra menerangkan kejadian bermula saat Monjong dalam kondisi mabuk masuk ke kafe Imam, Minggu dini hari.

Baca Juga: Polisi Sebut Tak Ada Demo di Bali, Kenapa Buruh di Sana Tak Turun ke Jalan?

Di dalam kafe, ia memesan seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) berinisial FM untuk berhubungan badan.

Namun setelah berada di dalam kamar, korban menanyakan berapa tarif yang harus dibayar untuk sekali main. PSK tersebut menyebutkan angka Rp150.000, tapi Monjong keberatan dengan jumlah tersebut.

Pria itu kemudian mengeluarkan pisau belati dan menodongkan ke wajah PSK tadi.

Ketakutan diancam pisau, PSK tadi kabur dari kamar dan berteriak minta pertolongan.

"Karena tarif tidak sesuai, korban menodongkan pisau ke waitress. Waitress itu langsung lari ke luar kamar minta tolong," ujar kapolsek.

Melihat anak buahnya terancam, saksi Ovi Januar Ayu Mustika menghubungi suaminya, tersangka Imam Arifin untuk segera datang ke kafe. Tak beberapa lama, Imam datang ke kafe membawa celurit kemudian disimpan di meja operator.

Ilustrasi celurit, senjata tradisional masyarakat Madura (Shutterstock).

"Sebelum tersangka datang, istri pemilik kafe minta tolong ke saksi Cak Mat untuk membawa korban keluar dari Kafe Jelita," ungkap Citra.

Mantan Kasatlantas Polres Buleleng itu mengatakan, setelah menerima laporan adanya pengancaman pisau, pihaknya datang ke lokasi.

"Anggota Opsnal berencana membawa orang-orang yang bertikai ke Polsek termasuk waitress dan korban untuk membuat laporan," katanya.

Petugas kemudian mengamankan Monjong. Saat hendak dibawa pria tersebut berpapasan dengan penjaga kafe, Paris Pratama Putradan keduanya malah beradu dada sehingga kembali terjadi keributan dan adu mulut.

Melihat akan terjadi perkelahian, petugas dan warga berusaha melerai. Namun secara tiba-tiba Monjong mengeluarkan pisau lipat langsung menghampiri Paris lalu menusuk perutnya.

Akibatnya korban Paris pun jatuh tersungkur bersimbah darah.

Ilustrasi garis polisi, TKP tindak kejahatan. [Shutterstock]

"Anggota bersama warga berusaha menenangkan korban dan merebut pisau yang dipegang oleh korban," ujarnya.

Tapi yang terjadi sebaliknya, ketika polisi mengamankan Monjong dan melerai perkelahian, tersangka Imam tiba-tiba datang membawa celurit dan langsung menebas kepala korban satu kali hingga terkapar.

Akibat kejadian itu Mojong dilarikan ke RSUD Bali Mandara Sanur. Namun karena lukanya cukup parah, dia dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. Nahas setelah mendapat perawatan, nyawa Monjong tidak bisa diselamatkan.

Load More