Bali Siap Jadi Percontohan, Proyek Sampah Jadi Listrik Mulai Dibangun 2026

PSEL Bali mulai dibangun 2026, target selesai 2027. Pemprov sediakan lahan & jamin pasokan 1.000 ton sampah/hari dari Denpasar & Badung. Harga listrik 20 sen/kWh.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 31 Oktober 2025 | 16:13 WIB
Bali Siap Jadi Percontohan, Proyek Sampah Jadi Listrik Mulai Dibangun 2026
TPA Suwung,Denpasar, Bali, Kamis (9/5/2024) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)*
Baca 10 detik
  • Proyek PSEL Bali oleh pemerintah pusat akan mulai dibangun pada 2026 dan ditargetkan beroperasi 2028.
  • Pemprov Bali sediakan lahan 6 hektare & wajib menyuplai 1.000 ton sampah per hari dari Denpasar & Badung.
  • Proyek ini dipastikan berjalan karena ada Perpres & harga listrik dinaikkan menjadi 20 sen per kWh.

SuaraBali.id - Proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Bali yang dikerjakan pemerintah pusat melalui Danantara Indonesia mulai dibangun 2026.

“Pada tahun 2026 proses konstruksi mulai berjalan, sehingga harapannya 2027 akhir program ini sudah selesai, jadi 2028 sudah mulai pelaksanaan pengolahan sampah menjadi energi listrik,” kata Gubernur Bali, Wayan Koster, di Denpasar, Kamis (30/10/2025).

Adapun pembangunan PSEL peran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali pada penyediaan lahan untuk teknologi pengolahan dan sudah dipenuhi lewat hibah lahan seluas 6 hektare dari PT Pelindo di Denpasar Selatan.

Dengan ini Pemprov Bali wajib mengumpulkan sampah harian minimal 1.000 ton dan distribusi sampah dari masyarakat ke lokasi pengolahan.

Baca Juga:Menyelami Misteri Ngurek, Tradisi Kebal Senjata di Tanah Bali

Hal itu telah disanggupi Gubernur Koster, sehingga sampah sebanyak itu akan dikumpulkan dari Denpasar dan Badung tanpa menghentikan program pengolahan sampah berbasis sumber.

“Denpasar dan Badung sebagian sampahnya akan dikelola dengan PSEL, Denpasar kalau di pedesaannya masih dengan pengelolaan sampah dari sumber dan di Badung juga kalau wilayah Kuta semua dikelola PSEL tapi di daerah dalam masih agraris masih tetap menggunakan pengelolaan sampah berbasis sumber, ini akan kami telaah dua-duanya,” ujar Gubernur.

Melihat kesiapan ini, Gubernur Koster meyakini di antara daerah-daerah prioritas lain yang akan dibangunkan PSEL oleh Danantara Indonesia, Bali, paling siap jadi percontohan.

Pemprov Bali juga meyakini kepastian jalannya proyek ini, sebab ada peraturan presiden yang memayungi di atasnya, serta kepastian keuntungan bagi investor yang menjalankannya nanti.

“Sebelumnya untuk PSEL harganya 13,5 sen per kWh dan harus dibeli PLN, PLN ternyata tidak sanggup rugi, maka investor berpikir karena listrik hanya satu pintu oleh PLN, tapi sekarang oleh Pak Presiden perpresnya diperbaharui harganya 20 sen per kWh ditalangi Danantara jadi investor banyak berminat,” kata Koster pula. [ANTARA]

Baca Juga:Tempat Beli Emas di Bali yang Terpercaya: Investasi Aman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini