- Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Tabanan dalam memperkuat implementasi Posyandu dengan enam Standar Pelayanan Minimal (6 SPM).
- Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari penilaian awal lomba Posyandu Tingkat Kecamatan yang telah berlangsung pada 17–24 Oktober 2025.
- Dari ratusan peserta, tiga Posyandu terbaik berhasil melaju ke tahap akhir untuk dinilai langsung oleh Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan.
“Sekarang posyandu bukan hanya tempat menimbang bayi, tetapi juga wadah masyarakat menyampaikan keluhan di bidang pendidikan, sosial, hingga infrastruktur. Transformasi ini sangat luar biasa, karena pemerintah memberikan ruang lebih luas agar masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya,” tambahnya.
Ny. Rai Wahyuni juga menyoroti semangat luar biasa para kader Posyandu Megati yang telah memahami tugasnya dalam sistem baru ini.
“Tugas kader bukan menyelesaikan masalah, tapi mencatat dan menyalurkan. Catatan disampaikan ke Kepala Desa atau Perbekel, jika perlu ke Camat, dan bila perlu diteruskan ke Kabupaten agar OPD terkait bisa menindaklanjuti. Jadi, sistem ini membangun alur komunikasi yang efektif antara masyarakat dan pemerintah,” imbuhnya.
Menariknya, dalam kegiatan di Desa Megati juga ditemukan inovasi unik dari masyarakat yang disebut “Serdadu Balok”, yakni Serentak Datang ke Posyandu Hijau dengan Dukungan Bahan Pangan Lokal.
Baca Juga:Petualangan Rasa di Tabanan: Dari Babi Genyol Pedas Hingga Sate Kakul Bongan
Program ini mengusung konsep makanan bergizi berbasis bahan alami seperti pandan, kayu manis, dan sayuran hijau yang berasal dari lingkungan sekitar. Inovasi ini menjadi bukti bahwa masyarakat tidak hanya aktif dalam pelayanan, tetapi juga kreatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk menunjang kesehatan.
Perjalanan berlanjut ke Kecamatan Penebel, di mana Bunda Rai kembali menyampaikan pentingnya sosialisasi berkelanjutan mengenai Posyandu 6 SPM.
“Program ini masih baru, jadi perlu terus disosialisasikan agar masyarakat paham bahwa Posyandu sekarang sudah berbeda. Tidak hanya mengurus anak-anak dan balita, tapi juga menjadi tempat penyampaian aspirasi di berbagai bidang,” terangnya.
Ia juga berharap, semangat yang ditunjukkan para kader tidak hanya muncul saat lomba, melainkan menjadi budaya kerja berkelanjutan setiap bulan, sehingga hal ini benar-benar memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat.
“Pesan saya, semangat ini jangan berhenti di lomba saja. Lanjutkan secara rutin agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat. Terima kasih untuk Perbekel dan kader yang menjadi ujung tombak program ini,” tegas Bunda Rai.
Baca Juga:Dalam 2 Pekan Ada 18.503 Sambaran Petir di Bali, Terbanyak di Tabanan
Menurutnya, perubahan paradigma ini perlu terus dijaga agar Posyandu tidak hanya menjadi formalitas kegiatan bulanan, tetapi berkembang menjadi pusat komunikasi antara pemerintah dan rakyat.
Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah daerah, kader, dan masyarakat desa, Posyandu di Kabupaten Tabanan kini menapaki babak baru sebagai pilar utama pelayanan masyarakat berbasis partisipasi dan inovasi lokal.
Diharapkan juga hal ini dapat menular ke seluruh desa di Tabanan dan membawa perubahan positif dalam pelayanan publik yang lebih baik dan berkelanjutan.