Warga Bali Tak Perlu Pilah Sampah saat PSEL Berjalan, Begini Nasib Teba Modern

Bali kerja sama dengan pusat bangun PSEL 2026, rampung 2027 di Benoa. Olah 1500 ton sampah/hari dari Denpasar-Badung jadi energi. Masyarakat tak perlu pilah sampah. Teba modern tetap jalan.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 28 Oktober 2025 | 17:38 WIB
Warga Bali Tak Perlu Pilah Sampah saat PSEL Berjalan, Begini Nasib Teba Modern
Ilustrasi Teba Modern di Bali [Bupda Canggu]
Baca 10 detik
  • Pemprov Bali dan pusat akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PSEL) di Benoa mulai tahun 2026.
  • Saat program ini berjalan, masyarakat tidak perlu lagi memilah sampah karena semua akan diolah menjadi energi listrik
  • PSEL akan mengolah 1.500 ton sampah per hari, termasuk sampah yang sudah ada di TPA Suwung, dan didanai pusat.

 

SuaraBali.id - Pemerintah Provinsi Bali telah menyepakati kerja sama dengan pemerintahan pusat untuk menjalankan program Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).

Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta menjelaskan jika masyarakat tidak perlu untuk memilah sampah kembali saat program tersebut berjalan.

Program PSEL itu direncanakan untuk mulai dibangun pada tahun 2026. Proyek itu diperkirakan rampung pada pertengahan atau akhir tahun 2027. Nantinya program tersebut akan mengubah sampah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung menjadi energi. PSEL yang rencananya akan dibangun di atas tanah hibah dari Pelindo di kawasan Benoa itu direncanakan untuk mengolah 1.500 ton sampah setiap harinya.

Sementara, Giri menyampaikan jika saat program tersebut berjalan, masyarakat tidak lagi perlu untuk memilah sampah.

Baca Juga:Rare Angon: Kisah Anak Gembala Jelmaan Dewa yang Hidup di Setiap Layang-Layang Bali

“Ketika sampah yang ada sekarang yang dihasilkan per hari ini itu kami sudah pastikan itu selesai. Bahkan open dumping yang sudah ada di (TPA) Suwung kami pastikan itu akan selesai juga,” ujar Giri saat ditemui di Kantor Gubernur Bali, Selasa (28/10/2025).

“Untuk program ini tidak perlu lagi memilah. Tidak perlu memilah dan itu sudah selesai,” imbuh dia.

Masyarakat tidak perlu memilah karena semua sampah akan dibawa ke PSEL untuk diolah menjadi energi listrik. Hal tersebut lantaran Kota Denpasar dan Kabupaten Badung mesti memenuhi kuota 1.500 ton sampah per hari untuk operasional PSEL.

Sehingga, sampah di TPA Suwung juga bertahap akan diangkut menuju PSEL untuk memenuhi kuota tersebut.

Namun, Giri menyebtu hal itu bukan berarti program seperti teba modern juga akan dihentikan. Program teba modern ramai dilakukan usai Pemprov Bali melarang pembuangan sampah organik ke TPA Suwung, sehingga sampah organik harus diolah di rumah sendiri.

Baca Juga:Pesona Hidup di Pulau Dewata: Artis-Artis Ini Buktikan Family Goals Sejati

Giri menjelaskan jika teba modern tetap menjadi opsi yang bagus karena juga dapat menghasilkan pupuk organik yang dapat digunakan kembali.

“Itu kan bagus sekali teba modern itu luar biasa. Teba modern ini adalah bagaimana kita menciptakan ke depan itu adalah pupuk organiknya,” paparnya.

“Siapa pun kita punya rumah pasti punya lingkungan dan ada juga tanaman yang ada di situ itu pentingnya teba modern dan pasti akan tetap jalan,” tambah dia.

Proyek PSEL sepenuhnya akan didanai pemerintah pusat melalui Danantara. Energi listrik yang dihasilkan dari PSEL juga akan dibeli oleh PLN, namun keuntungan akan diperoleh kepada Danantara. 

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini