- Sri Mulyani disebut loyal ke Bank Dunia & suka utang, sehingga mudah diberhentikan Prabowo.
- Ujian Prabowo sebenarnya adalah mereshuffle orang dekat Jokowi seperti Bahlil, Zulhas & Luhut.
- Sri Mulyani, menteri andalan 3 presiden dengan banyak prestasi, digantikan Purbaya Yudhi Sadewa.
SuaraBali.id - Analis sosial politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menyebut bahwa Eks Menteri Keuangan, Sri Mulyani adalah sosok yang ‘suka utang’.
Bukan menjadi loyalis Presiden ke 7, Joko Widodo (Jokowi), menurut Ubed Sri Mulyani lebih loyal kepada Bank Dunia.
Loyalitasnya terhadap kepentingan kapitalisme hingga ekonomi inilah menurut Ubed yang membuat Sri Mulyani suka berutang.
“Sri Mulyani itu bukan seorang loyalis Jokowi. Dia lebih loyalitasnya lebih kepada Bank Dunia, karena itu dia suka utang kan, utang terbanyak di masa Jokowi, di masa Sri Mulyani,” ujar Ubed.
Baca Juga:Mahfud MD Salut Dengan Kebijakan Purbaya: Itu Sudah Tanda Perlawanan Terhadap Korupsi
Karena tidak ada keterikatan dengan Jokowi dalam hubungan politik, menurut Ubed Presiden Prabowo Subianto dengan sangat mudah memberhentikan Sri Mulyani.
“Dia loyalitasnya kepada Bank Dunia, kepada kepentingan kapitalisme, liberalisme, ekonomi,” ungkap Ubed.
“Sehingga bagi Prabowo memberhentikan Sri Mulyani itu perkara mudah sebenarnya. Karena tidak ada beban hubungannya dengan Jokowi, tidak ada itu,” imbuhnya.
Sementara itu Ubed menyebut bahwa sosok – sosok yang menjadi ujian tersendiri bagi Prabowo adalah orang yang dekat dengan Jokowi, seperti Bahlil Lahadalia hingga Luhut Binsar Pandjaitan.
“Yang justru menjadi ujian adalah Bahlil. Seberapa besar, seperti Bahlil, Zulkifli Hasan, Airlangga Hartanto, itukan trio yang sebetulnya cukup dekat dengan Joko Widodo dimasa pemerintahan Joko Widodo,” urai Ubed.
Baca Juga:Menteri Keuangan Sebut Direksi Pertamina Malas Lebih Senang Impor BBM
“Termasuk juga kelompok elite tertentu yang masih berkiblat ke Solo, seperti maaf saya sebutkan Luhut Binsar Pandjaitan,” sambungnya.
Ubed menilai apabila Prabowo mampu mereshuffle Bahlil Lahadalia, Zulkifli Hasan, Airlangga Hartanto, ataupun Luhut Binsar Pandjaitan, maka Prabowo benar – benar menunjukkan telah memutus mata rantai kekuasaan rezim sebelumnya.
“Kalau Prabowo mampu mereshuffle Bahlil, Zulkifli Hasan, Airlangga Hartanto, lalu Luhut itu baru menunjukkan clear bahwa Prabowo memutus mata rantai kekuasaan yang lama,” jelas Ubed.
Sementara itu, soal Keputusan Prabowo mereshuffle Sri Mulyani, menurut Ubed adalah keberanian politik dalam relasi dengan dunia.
Ubed menyebut bahwa Langkah itu sengaja diambil oleh Prabowo karena ingin menunjukkan bahwa pihaknya juga memiliki kedaulatan
“Cuman dalam soal Sri Mulyani itu Prabowo punya keberanian politik dalam relasinya dengan Global,” sebutnya.