- SPAM Petanu belum normal pascabanjir 10 Sept; perbaikan terkendala debit air tinggi.
- Rangka baja bendungan rampung 4 Okt, distribusi air ke Denpasar, Badung, Gianyar mulai 6 Okt.
- 800+ pelanggan Denpasar Selatan terdampak air bersih; mobil tangki dikerahkan darurat.
SuaraBali.id - Pasca banjir bandang yang melanda Bali pada 10 September 2025, hingga saat ini pemulihan masih terus berlangsung.
Salah satu yang terdampak hingga saat ini adalah distribusi air dari PDAM.
Hal ini karena SPAM Petanu, sebagai penyuplai air bersih untuk wilayah Denpasar, Badung, dan Gianyar, hingga kini belum bisa beroperasi normal.
Pada pemantauan pada Senin (29/9), aliran air bersih ke tiga wilayah tersebut masih tertunda akibat perbaikan kerusakan infrastruktur.
Baca Juga:Denpasar, 20 September 1906 dan Arti Sebuah Keputusan
"Hingga saat ini kondisinya masih belum bisa mengoperasikan dan memproduksi air hingga mendistribusikan," ungkap Kepala UPTD SPAM Petanu, Kadek Sudiartini sebagaimana dilansir beritabali.com- jaringan suara.com.
Pihaknya pun hingga kini masih melakukan berbagai upaya, termasuk konsultasi, agar pasokan air bisa segera pulih.
Akan tetapi tanggul kisdam terkendala kondisi alam karena debit air kembali meninggi.
"Langkah-langkah pascabanjir ini kita memperbaiki tanggul kisdam dan memperbaiki pompa yang sempat terendam. Namun kembali lagi terkendala kondisi alam yang mana air masih tinggi hingga tanggal 19 September 2025 kondisi level air mulai turun," ujarnya.
Saat ini, pengerjaan rangka baja bendungan telah berjalan sembilan hari dan sebagian sudah terpasang.
Baca Juga:Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
"Kemungkinan Sabtu 4 Oktober nanti, kontruksi rangka baja bendungan selesai dan Senin 6 Oktober 2025 seperti harapan kami sudah bisa mendistribukan air ke pelanggan tiga wilayah ini," ujarnya.
Sementara itu, Dirut Perumda Air Minum Tirta Sewakadharma (PDAM Kota Denpasar), I Putu Yasa, mengatakan masih ada beberapa wilayah yang terdampak gangguan distribusi air, terutama di Denpasar Selatan.
Yang paling parah adalah kawasan Serangan dan Benoa yang berada di titik hilir.
"Untuk daerah yang tak dapat air, karena kita mengatur pengaliran adalah daerah Serangan dan Benoa paling hilir tidak dapat air.
Dimana di kawasan Serangan terdapat 750 an pelanggan dan Benoa 50 an pelanggan, sehingga kurang lebih 800 an pelanggan dari dua tempat ini tidak belum bisa kebagian air bersih," jelasnya.
Sebagai langkah darurat, pihaknya telah mengerahkan mobil tangki air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak.