Jawaban Kapolda Bali Soal Dugaan Intimidasi Jurnalis Saat Peliputan Demo di Bali

Saat itu, ada aparat yang sedang mengejar peserta aksi menggunakan sepeda motor di depan Ditreskrimsus Polda Bali.

Eviera Paramita Sandi
Senin, 01 September 2025 | 08:18 WIB
Jawaban Kapolda Bali Soal Dugaan Intimidasi Jurnalis Saat Peliputan Demo di Bali
Kapolda Bali, Irjen Pol Daniel Adityajaya saat ditemui di Denpasar, Minggu (31/8/2025) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

SuaraBali.id - Kapolda Bali, Irjen Pol Daniel Adityajaya memberikan tanggapan terkait dugaan intimidasi jurnalis saat peliputan demonstrasi di Bali, Sabtu (30/8/2025) kemarin.

Daniel menyebut jika terduga pelaku dapat diketahui, dia meminta untuk langsung melaporkan kejadian tersebut.

Dia mengaku siap melakukan penyelidikan sesuai aturan yang berlaku.

“Kalau ada laporan dan memang bisa diketahui siapa pelakunya silakan dilaporkan, kami akan lakukan tindakan karena memang aturannya demikian,” ujar Daniel saat ditemui di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Minggu (31/8/2025) siang.

Baca Juga:Bali Memanas! Demo Berujung Anarkis, Kendaraan Taktis Polisi Dihancurkan di Depan Gedung DPRD

Daniel juga mengaku siap melakukan tindakan kepada anggotanya jika sudah dilaporkan dan diketahui terduga pelakunya.

“Kalau memang ada laporannya dan siapa, nanti bisa disampaikan siapa orangnya nanti kami proses,” imbuh dia.

Namun, ketika ditanyai jika wartawan diperbolehkan untuk meliput demonstrasi, Mantan Kapolda Kalimantan Utara itu hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban.

Daniel lantas meninggalkan awak media tanpa menjawab pertanyaan tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Fabiola Dianira, seorang jurnalis perempuan di Bali diduga diintimidasi oleh aparat saat meliput aksi demonstrasi di sekitar Kantor DPRD Bali, Sabtu (30/8/2025).

Baca Juga:Aksi di Polda Bali Ricuh, Massa Lempar Batu Hingga Gerbang Rusak dan Kaca Pecah

Jurnalis DetikBali itu mulanya hendak mengisi daya ponselnya di minimarket yang ada di Jalan Puputan Renon, Denpasar.

Pada saat bersamaan, dia melihat beberapa massa yang ditangkap dan mempersiapkan gawainya untuk memotret.

Namun, Nia justru diteriaki oleh aparat yang menangkap massa dan meminta untuk tidak mengambil gambar.

Padahal, saat itu Nia sudah mengaku sebagai jurnalis.

“Mereka pakai baju biasa, tidak pakai polisi. Aku mau meliput standby HP mau foto-foto, tapi belum nyalain kamera. Terus ada orang ditendang,” tutur Nia.

“Ada 3-4 orang, mereka maksa aku nggak boleh foto, disuruh lihat mana fotonya mana fotonya, padahal belum sempat foto. Tapi mereka memaksa,” sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini