BPS : Makanan dan Rumah Jadi Biang Kerok Kemiskinan di Bali

Meskipun masih ada kemiskinan di Bali, Provinsi Bali mencatat persentase kemiskinan terendah di Indonesia, bahkan jauh di bawah rata-rata nasional

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 25 Juli 2025 | 14:39 WIB
BPS :  Makanan dan Rumah Jadi Biang Kerok Kemiskinan di Bali
Ilustrasi miskin

SuaraBali.id - Hingga Maret 2025, kemiskinan di Bali masih tinggi meski sudah tergolong turun.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat masih ada 173,24 ribu penduduk miskin di Bali.

Adapun Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan, persentase penduduk miskin di Bali ini sebanyak 3,72 persen.

“Jumlah penduduk miskin di Bali sebanyak 173,24 ribu orang, angka ini mengalami penurunan 2,97 ribu orang jika dibanding September 2024 yang saat itu tercatat 176,21 ribu orang,” kata dia Jumat (25/7/2025).

Baca Juga:Uji KIR Gratis Dihindari, Ribuan Kendaraan Diduga Tak Layak Jalan Jadi Ancaman

“Penghitungan kami, Maret 2025 tingkat kemiskinan Bali mencapai 3,72 persen, persentase penduduk miskin yang 3,72 persen ini tercatat turun 0,08 persen poin karena sebelumnya (September 2024) kemiskinan Bali 3,8 persen,” katanya lagi.

Kepala BPS Bali menjelaskan 173 ribu penduduk tersebut dikatakan miskin, sebab belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

Adapun garis kemiskinan di Bali Maret 2025 Rp607.842 per kapita per bulan atau Rp2.972.372 per rumah tangga dengan rata-rata anggota 5 orang.

“Jadi 173 ribu orang berarti dia belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, itu kan diukur dari sisi ekonomi berupa uang, kalau dari pengeluarannya berarti 173 ribu penduduk itu pengeluarannya di bawah Rp607.842,” ujar Agus Gede.

BPS Bali mengambil jumlah pengeluaran penduduk ini sebagai proxy pendapatan, dengan asumsi jumlah pengeluaran seseorang akan sebanding dengan pendapatannya.

Baca Juga:Beras Oplosan Hantui Bali, Ini Kata Pemerintah dan Pengusaha Ritel

Lebih jauh, data statistik menyebut penyumbang dominan kemiskinan di Pulau Dewata adalah kelompok makanan dengan 68,98 persen terdiri dari beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, dan kue basah.

Sementara 31,02 persennya adalah bukan makanan seperti perumahan, bensin, upacara agama, listrik, dan pendidikan.

Dari jumlah 173 ribu lebih penduduk miskin ini, BPS Bali menemukan lebih banyak mereka berada di pedesaan daripada perkotaan, namun tahun ini ada penurunan 0,14 persen di pedesaan.

“Maret 2025 penurunannya lebih besar di pedesaan, tren sebelumnya itu penurunannya lebih cepat di perkotaan karena ekonomi Bali dominan digerakkan sektor jasa dan sektor jasa adanya di perkotaan sementara di desa pertanian,” kata Agus Gede.

Meskipun masih ada kemiskinan di Bali, Provinsi Bali mencatat persentase kemiskinan terendah di Indonesia, bahkan jauh di bawah rata-rata nasional yang sebesar 8,47 persen.

“Kalau kita lihat kondisi Bali dibanding provinsi lain di Indonesia maka Bali patut berbangga, kaitan dengan pembangunan keseluruhan sudah inklusif, kue ekonomi atau pertumbuhan triwulan I capai 5,52 persen diiringi turunnya angka kemiskinan jadi dinikmati sebagian besar penduduk miskin,” ujar Agus Gede. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini