Negaranya Perang, Tapi WNA Rusia Dan Ukraina Jadi Partner In Crime Narkoba di Bali

Dalam beberapa kasus, keduanya juga saling bekerja sama untuk memproduksi atau mengedarkan narkoba di Bali.

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 15 Juli 2025 | 20:42 WIB
Negaranya Perang, Tapi WNA Rusia Dan Ukraina Jadi Partner In Crime Narkoba di Bali
Ilustrasi WNA Sedang berlibur di Pantai [Google AI]

SuaraBali.id - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menekankan aktivitas Warga Negara (WN) Rusia dan Ukraina yang justru saling bekerja sama untuk berbisnis narkoba di Bali.

Hal itu disampaikan Kepala BNN RI, Komjen Pol Marthinus Hukom saat memberikan kuliah umum di Universitas Udayana, Selasa (15/7/2025).

Dia menjelaskan bahaya narkoba yang terjadi khususnya di Bali pada kuliah umum tersebut.

Menurutnya, Indonesia dikelilingi oleh produsen narkotika di dunia.

Baca Juga:Demer Berjanji Akan Jadikan Golkar Bali ke Depan Jadi Partai Anak Muda

Contoh terdekat yang disebutnya adalah jaringan yang berasal dari Myanmar.

Jaringan-jaringan Asia Tenggara itu disebutnya masuk melalui jalur tradisional seperti lewat jalur darat atau laut.

Namun, jaringan negara lain juga menjadi perhatiannya, yakni jaringan yang dikelola WNA Rusia dan Ukraina.

Dalam beberapa kasus, keduanya juga saling bekerja sama untuk memproduksi atau mengedarkan narkoba di Bali.

Narkotika jenis sabu, ganja, hingga kokain diselundupkan ke Bali untuk diedarkan.

Baca Juga:Gde Sumarjaya Linggih Nahkodai Golkar Bali

Dia berkelakar jika kedua negara yang sejatinya sedang berperang, namun justru menjadi rekan kriminal di Bali.

“Contoh fenomena yang sangat unik sekali, yang pertama adalah ada dua negara yang di tempatnya sedang berperang Rusia sama Ukraina. Tapi di Bali warganya malah menjadi partner in crime, ini unik,” kata Marthinus pada kuliah umum itu.

Selain itu, dia juga menekankan teknologi yang diterapkan dalam pengedaran narkoba yang dilakukan WNA khususnya WN Rusia dan Ukraina di Bali.

Dalam sejumlah kasus, proses transaksi narkoba mereka melibatkan mata uang kripto, sehingga jejaknya sulit dilacak.

Selain itu, proses pengedaran narkoba juga melibatkan simbol tertentu atau tulisan berbahasa Rusia yang sulit dipahami.

Pengedar dan pembeli sama sekali tidak bertemu dalam proses transaksi narkoba.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini