SuaraBali.id - Antara senang dan sedih yang bercampur, jadi perasaan yang dirasakan Nadia Rahmatika (21).
Perempuan asal Denpasar itu adalah Jemaah haji termuda dari Bali yang akan berangkat untuk menunaikan ibadah di tanah suci tahun ini.
Nadia akhirnya menjadi jemaah haji termuda karena menggantikan posisi ibunya yang telah meninggal dunia karena penyakit gagal ginjal kronis pada November 2024 lalu.
Sehingga, perempuan yang berkuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Denpasar itu akan berangkat bersama ayahnya.
Baca Juga:Gubernur Bali Lantik Kepala Kesbangpol Baru Untuk Hadapi Ormas Preman
“Sebenarnya perasaan saya antara senang dan sedih,” ucapnya saat ditemui pada Pemberangkatan Jemaah Haji Bali di Gedung Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Selasa (13/5/2025).
“Karena di usia saya yang muda ini Allah izinkan saya berangkat ke tanah suci. Di sisi lain juga, saya sedih karena ibu saya seharusnya layak untuk ke sana,” imbuhnya.
Dia menceritakan bahwa ibunya dahulu sudah mendaftar untuk pergi ke tanah suci sejak 2010 lalu.
Saat itu, sejatinya ibunya juga telah sakit namun belum kronis.
Kemudian, ketika ibunya meninggal dunia, Nadia yang dipilih untuk membadalkan haji mendiang ibunya meski dia merupakan anak bungsu perempuan dari 4 bersaudara.
Baca Juga:SMKN 1 Tejakula Gelar Perpisahan Kontroversial Undang DJ Berseragam SMA, Ini Kata Disdikpora
Hal itu dikarenakan hanya dirinya yang belum berkeluarga di keluarganya itu.
“Karena kebetulan saya sendiri yang belum berkeluarga, jadi diprioritaskan yang belum berkeluarga,” tutur perempuan itu.
Sehingga dalam jeda waktu itu, perempuan yang juga bekerja sebagai guru TK itu juga mempersiapkan keperluannya dan ayahnya untuk berangkat.
Dokumen-dokumen seperti paspor dan visa serta pelimpahan nomor porsi haji telah dia urus.
Persiapan pribadi berupa obat-obatan juga telah disiapkannya untuk menjaga ayahnya selama 40 hari nantinya berada di Arab Saudi.
“Harapannya saya bisa membadalkan ibu saya lagi ke sana dan bisa menjadi pribadi yang lebih baik,” ungkapnya.