“Iya pak terbebani,” jawab ibu-ibu tersebut.
“Oke, nanti Hari ini juga saya akan minta kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Plt nya untuk telfon kepala sekolahnya, untuk menghentikan kegiatannya,” tegas Dedi.
Hapus Program Study Tour
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sebelumnya menghimbau agar sekolah-sekolah segera menghapus program study tour.
Baca Juga:Ceplas Ceplos Bak Anak Polos, Maxime Bouttier Bongkar Dapur Luna Maya
Hal ini ia sampaikan melalui akun instagramnya pada 15 Februari 2025.
Imbauan Dedi Mulyadi ini menyusul banyaknya keluhan orangtua murid soal besaran biaya yang dikeluarkan untuk study tour.
Menurut Dedi, kegiatan study tour tidak harus dilakukan di tempat jauh, sehingga akan membuat biaya yang relatif mahal.
Dedi menyebut, study tour seharusnya digunakan untuk memantik daya kritis siswa dan melahirkan solusi untuk masalah tempat yang dikunjungi, sehingga bukan sekadar berwisata.
Bantahan Sekolah
Baca Juga:Intip Gaya Artis Bali Rayakan Galungan 2025: Happy Salma hingga Maharani Kemala
Sementara itu Kepala SMK Karya Pembaharuan Kabupaten Bekasi Ahmad Tetuko Taqiyudin membantah sekolahnya berencana menggelar study tour ke Bali.
Tetuko menjelaskan, kegiatan ke Bali yang dimaksud merupakan acara perpisahan bagi 179 siswa kelas 12 angkatan tahun ajaran 2022/2023, bukan study tour.
"Ini yang perlu diluruskan bahwa SMK Karya Pembaharuan sepanjang berdirinya sekolah tidak pernah ada study tour, tapi yang perpisahan,” kata Tetuko setelah dipanggil Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III Jawa Barat, Jumat (25/4/2025).
Tetuko juga membantah besaran biaya kegiatan perpisahan ke Bali senilai Rp 5-6 juta.
Ia menjelaskan bahwa sejak penerimaan siswa didik ajaran baru, wali murid sudah menyepakati biaya bulanan yang harus dikeluarkan sebesar Rp 300.000 selama tiga tahun.
Jumlah tersebut terdiri dari sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) Rp 150.000, tabungan akhir ujian kelas sampai ijazah Rp 50.000, dan perpisahan ke Bali Rp 100.000.