Cabai Organik NTB Jadi Primadona di Jepang

NTB ekspor cabai organik ke Jepang & Eropa. 50 Desa Devisa di NTB fokus kembangkan cabai organik untuk tingkatkan kesejahteraan petani

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 26 Februari 2025 | 11:02 WIB
Cabai Organik NTB Jadi Primadona di Jepang
Warga saat membeli Cabai yang dijual dalam operasi pasar yang digelar Pemkab Lombok Timur, Provinsi NTB bersama Champion Cabai Indonesia di Lombok Timur, Rabu (08/01/2025) (ANTARA/Akhyar Rosidi)

SuaraBali.id - Cabai organik dari Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu produk unggulan daerah tersebut. Menurut Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Baiq Nelly cabai yang dihasilkan oleh para petani di Nusa Tenggara Barat diminati oleh konsumen luar negeri.

"Produksi cabai di Nusa Tenggara Barat cukup banyak, sekarang kami mau ekspor cabai ke Jepang," ujarnya Selasa (25/2/2025).

Untuk itu ia harap para petani sebagai ujung tombak perkembangan perekonomian di Nusa Tenggara Barat agar berperan aktif dalam peningkatan kualitas dan kuantitas produk-produk pertanian untuk pasar ekspor.

"Tantangan utama dalam ekspor adalah kualitas dan kuantitas barang ekspor," ucapnya.

Baca Juga:Gubernur Bali Tak Datang, Ada Sosok Sang Made Mahendra Jaya di Acara Retreat

Karena organik yang jadi andalan, maka petani cabai untuk tidak memakai produk pestisida, herbisida, maupun pupuk kimia demi menjaga kualitas dan kuantitas komoditi cabai organik, sehingga dapat memenuhi permintaan ekspor.

Menurutnya bila permintaan ekspor meningkat, maka kesejahteraan petani lokal bisa meningkat pula dan memberikan tambahan devisa bagi Indonesia.

Cabai menjadi salah satu komoditi yang juga berkolaborasi dengan pendampingan Desa Devisa.

Kepala Departemen Divisi Jasa Konsultasi LPEI Nilla Meiditha menjelaskan bahwa Desa Devisa merupakan program pemberdayaan komunitas yang menghasilkan produk sejenis agar bisa melakukan ekspor.

"Kami sedang melakukan kegiatan program Desa Devisa di Nusa Tenggara Barat untuk komoditi cabai yang merupakan produk unggulan terutama di Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur," kata Nilla.

Baca Juga:Weekend Dog Festival, Ada Vaksinasi Sampai Pelayanan Kesehatan Hewan Gratis

Menurutnya saat ini, Nusa Tenggara Barat sejauh ini sudah memiliki 50 Desa Devisa khusus untuk komoditi cabai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak