SuaraBali.id - Kematian pekerja migran Indonesia (PMI) bernama Ni Ketut Nurhayati (39) menyisakan duka bagi keluarga korban di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali.
Seperti diketahui, ibu 8 anak ini diduga tewas menjadi korban pembunuhan di Malaysia.
Indra Hardiawan turut mengantar penyerahan jenazah Nurhayati ke rumah duka dan menyebutkan akan berkoordinasi dengan perwakilan di Malaysia terkait meninggalnya pekerja migran Indonesia ini.
“Perkembangannya kami koordinasikan dengan perwakilan di Kuala Lumpur, Malaysia. Kemudian ada keterangan dari suaminya, almarhum bekerja melalui sebuah perusahaan di Jawa Timur. Kami masih tracking dan data,” ujar Indra Hardiawan sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.
Baca Juga:Antisipasi Macet Nataru, Bus Wisata Diusulkan Lewat Buleleng
Suami mendiang, Komang Suinten mengatakan, baru mengetahui kabar istrinya tewas diduga terbunuh setelah lama kehilangan kontak, dimana saat bekerja di Malaysia sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) pada awal tahun 2024 lalu.
Ia mendapat kabar Nurhayati kabur dari tempatnya bekerja.
"Awal tahun 2024 lalu komunikasi kami terputus. Saya kurang mengerti apa sebabnya karena kami berjauhan. Katanya dia sudah pergi dari majikan sebelumnya,” ujarnya.
Suinten mengaku bertemu dengan mendiang istrinya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan menikah pada tahun 2013 silam.
Nurhayati memiliki lima anak dari suami pertama, dan tiga anak dari pernikahannya dengan Suinten. Pada 3 Juli 2023 lalu, Nurhayati memutuskan merantau ke Malaysia melalui sebuah agen penyalur tenaga kerja di Tulungagung, Jawa Timur.
Baca Juga:Cerita Wayan Koster Habiskan Waktu Saat Masa Tenang Dengan Sembahyang Keliling Pura
"Kami sudah mengikhlaskan kepergian istri saya dan selanjutnya menyelesaikan kewajiban terakhir sebagai suami untuk mengupacarai sesuai kepercayaan kami di desa,” ujarnya.
- 1
- 2