Selain itu, pertahanan diri yang masih kurang sehingga mudah untuk dimanipulasi emosinya. Dimana, beberapa kasus yang ditangani adalah adanya kelompok yang tidak memiliki tempat bercerita baik dilingkungan keluarga maupun temannya.
"Ketika ada orang asing yang tiba-tiba mau dan disuruh cerita ini mau terbuka. Karena mereka selama ini tidak ada tempat untuk bercerita dan tidak ada tempat aman untuk menceritakan hal tersebut. Korban yang dimanipulasi emosi kenapa mereka mau bercerita sebegitunya padahal itu orang asing," katanya.
Menurutnya, banyaknya korban ini disebut karena tersangka Agus diduga sudah sering melakukan manipulasi emosi. Dan bisa dikatakan manipulasi emosi merupakan kelebihannya.
"Karena dia sudah berulang kali melakukannya dan sudah tahu polanya untuk mempengaruhi orang," ucapnya.
Baca Juga:Polda NTB Buru Korban Lain Agus Disabilitas, Sediakan Posko Pengaduan
Kondisi Agus tegas Psikolog asal Lombok ini memang tidak memiliki tangan. Hanya saja semua aktivitas bisa dilakukan seperti orang normal lainnya. Sehingga tidak perlu dikasihani hanya karena dia tidak memiliki tangan.
"Kalau orang awam itu ketika orang disabilitas itu kita harus kasihani. Tapi kan si pelaku ini bisa beraktivitas main music, berkendara motor dan bisa beraktivitas yang orang-orang lain juga lakukan. Itu yang harus dikaji. Kalau kasihan, maka kasihan karena apa?” tanya Fitri.
Sedangkan alasan penahanan rumah yang dilakukan Polda NTB menurut Fitri seharusnya masih bisa dikomunikasikan.
"Walaupun belum ada penjara yang memadai ya bisa dikomunikasikan. Kan dia masih bisa hidup seperti kita. Dia masih bisa menggunakan kakinya untuk produktif. Kalau ada bala bantuan ya keluarga bisa dimintain keluarga," jelasnya.
Kontributor ; Buniamin
Baca Juga:Modus Pelecehan Seksual yang Diduga Dilakukan Agus Disabilitas Terekam Dalam Video