SuaraBali.id - Masyarakat diminta untuk mewaspadai gelombang laut tinggi lebih dari dua meter di perairan selatan Nusa Tenggara Barat.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gelombang tinggi ini berpotensi mengakibatkan banjir rob wilayah pesisir Pulau Lombok. Pada 15-19 November 2024, tinggi gelombang berkisar antara 0,5 hingga 2 meter dengan pasang maksimum lebih dari 1,8 meter.
"Waspadai tinggi gelombang yang mencapai dua meter atau lebih di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Barat," kata Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok, Satria Topan Primadi, Jumat (15/11/2024).
Menurut Satria, waktu pasang terjadi pada pukul 04:00 sampai 09:00 WITA. Prakiraan cuaca Ampenan hingga Lembar berpotensi cerah berawan hingga hujan sedang dengan arah angin timur-selatan, dan kecepatan angin 5 sampai 25 knots.
Baca Juga:Ayah Kandung di Mataram Laporkan Anak Gara-gara Kasurnya Dijual Untuk Bayar Utang
Masyarakat di sekitar pesisir Lombok, bantaran sungai, dan daerah yang lebih rendah juga diimbau agar selalu waspada serta siaga untuk mengantisipasi dampak pasang air laut maksimum, seperti banjir rob.
"Di mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," pungkas Satria.
Pada 16 November 2024, fenomena purnama bakal terjadi di Indonesia pada pukul 04:28 WIB atau 05:28 WITA. Saat ini fase bulan sudah mencapai 99,4 persen.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan fenomena purnama kali ini disebut Supermoon karena jarak Bulan saat itu menjadi jarak terdekat dengan Bumi, sehingga purnama tampak lebih besar dari biasa.
Fenomena Supermoon berdampak terhadap peningkatan pasang maksimum di wilayah pantai yang berpotensi menyebabkan banjir pasang atau rob. (ANTARA)
Baca Juga:Anak Sekolah di NTB Tak Mau Difoto Untuk KTP Saat Pakai Seragam